Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Cuaca Panas Terasa Menyengat Beberapa Hari Terakhir? Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 29/09/2025, 07:30 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com – Jagat media sosial X (Twitter) ramai membicarakan cuaca panas yang menyelimuti sejumlah wilayah di Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

Banyak warganet menduga hawa gerah ini menjadi tanda musim hujan segera datang.

Namun, tak sedikit juga yang mengeluhkan udara pengap hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Lantas, benarkah udara panas yang menyengat ini pertanda hujan akan segera turun?

Penjelasan dari BMKG

Supari, peneliti di Bidang Analisis Variabilitas Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), menjelaskan bahwa cuaca panas yang kini dirasakan masyarakat utamanya dipicu oleh minimnya pembentukan awan.

“Hilangnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh munculnya pusat tekanan rendah di utara Indonesia, termasuk badai tropis Bualoi,” kata Supari dikutip dari Kompas.com, Sabtu (27/9/2025).

Baca juga: Waspada! BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jabodetabek Sabtu Sore

Fenomena atmosfer tersebut menyebabkan uap air yang seharusnya terkumpul di wilayah Indonesia justru tertarik ke arah Laut China Selatan dan perairan timur Filipina.

Citra satelit pun memperlihatkan awan lebih banyak terbentuk di kawasan tersebut dibandingkan di Indonesia.

Akibatnya, pertumbuhan awan hujan di wilayah selatan, seperti Pulau Jawa, menjadi sangat minim. Dengan langit yang relatif cerah, sinar matahari langsung menyinari permukaan bumi sehingga udara terasa lebih panas dan kering.

“Secara kontras, di sebagian wilayah Indonesia, misalnya di Jawa, secara umum justru sedikit (awan). Tidak banyak terbentuk awan di wilayah Indonesia bagian selatan,” ujar Supari.

Benarkah Panas Jadi Tanda Hujan Akan Turun?

Masyarakat kerap menganggap udara gerah sebagai tanda hujan akan segera turun. Namun BMKG menegaskan, kondisi ini tidak selalu demikian.

Baca juga: BMKG Perkirakan Cuaca Jateng Cerah dan Hujan Ringan, Awal Musim Hujan Diperkirakan Oktober

Suhu panas menjelang musim hujan biasanya terjadi karena awan hujan belum cukup terbentuk. Dengan langit yang bersih, energi matahari menembus langsung hingga ke permukaan bumi dan membuat udara terasa lebih pengap.

Fenomena semacam ini memang sering muncul saat masa peralihan musim.

Hanya saja, bukan berarti hujan otomatis akan turun keesokan harinya.

BMKG memproyeksikan cuaca terik kali ini hanya berlangsung sementara.

Curah hujan di Indonesia diperkirakan kembali meningkat setelah badai tropis Bualoi dan pusat tekanan rendah di Laut China Selatan melemah atau hilang sama sekali.

“Curah hujan akan kembali normal setelah gangguan atmosfer regional ini hilang,” tutur Supari.

Dengan demikian, panas yang melanda beberapa hari belakangan lebih tepat dikaitkan dengan pola atmosfer global, bukan sekadar tanda hujan dalam waktu dekat. BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga kesehatan, terutama saat beraktivitas di luar ruangan di tengah cuaca terik.

Artikel ini telah tayang di KompasTV dengan judul: Bukan Sekadar Pertanda Hujan, Ini Penjelasan BMKG soal Cuaca Panas Belakangan Ini

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau