KOMPAS.com — Nama Bunga Reyza tengah jadi sorotan publik setelah kata yang ia ciptakan, “galgah”, resmi tercatat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi VI Daring.
Kata tersebut kini dikenal sebagai lawan kata “haus”, dengan arti lega atau segar kerongkongan setelah minum.
Fenomena ini bukan hanya memperkaya kosakata bahasa Indonesia, tetapi juga memperlihatkan bagaimana kreativitas anak muda di era digital bisa memberi pengaruh nyata terhadap perkembangan bahasa.
Baca juga: Bunga Reyza Tereliminasi dari Indonesian Idol 2023
Kata galgah pertama kali muncul lewat video Bunga Reyza di TikTok, ketika ia secara spontan bertanya mengapa tidak ada kata yang bisa mewakili kondisi tidak haus.
Dalam video tersebut, ia kemudian menciptakan kata “galgah” dan tanpa disangka, istilah itu viral di berbagai platform media sosial.
Unggahan itu disambut hangat oleh warganet dan digunakan secara luas dalam percakapan digital.
Contoh populer yang sering muncul di komentar warganet adalah “Gamau minum, udah galgah”.
Popularitas kata ini mendorong Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) untuk meninjau usulan tersebut.
Setelah melalui proses validasi, “galgah” resmi masuk ke KBBI pada Oktober 2025.
Tangkapan layar. Kata galgah masuk KBBI.Menurut KBBI VI Daring, kata galgah berarti “lega atau segar kerongkongan karena minum; tidak dahaga”.
Kata ini termasuk dalam kelas adjektiva (kata sifat) dan bersifat nonbaku atau informal, digunakan dalam konteks percakapan sehari-hari.
Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, menjelaskan bahwa “galgah” merupakan onomatope atau tiruan bunyi hasil kreativitas masyarakat digital.
“Kata ini adalah onomatope, tiruan bunyi, yang tidak mempunyai etimologi karena merupakan hasil kreatifitas penciptanya,” ujar Hafidz kepada Kompas.com, Jumat (31/10/2025).
Namun, Hafidz menegaskan bahwa meskipun “galgah” sudah resmi tercantum di KBBI, kata “palum” tetap menjadi istilah baku untuk lawan kata “haus”.
“Walaupun galgah masuk ke dalam KBBI, tetapi Badan Bahasa tetap memilih kata palum sebagai istilah yang baku untuk lawan kata haus karena bunyi cukup eufonik dan kata ini berasal dari hasil inventarisasi kosakata bahasa daerah,” jelas Hafidz.