Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Perbedaan Solo dan Surakarta? Ini Sejarah dan Asal-usul Namanya

Kompas.com - 25/09/2025, 05:15 WIB
Tri Indriawati

Editor

Sumber Kompas.com

kOMPAS.com - Banyak orang masih bingung membedakan antara Solo dan Surakarta.

Sebagian mengira keduanya adalah dua kota berbeda, padahal sebenarnya menunjuk pada tempat yang sama.

Perbedaan ini tidak lepas dari sejarah panjang berdirinya kota budaya yang berada di Jawa Tengah tersebut.

Baca juga: Kepsek Tegaskan Gibran Bukan Lulusan SMA Santo Yosef Solo, Daftar Pun Tidak Pernah

Lahirnya Kota Surakarta dari Perpindahan Keraton

Sejarah Kota Surakarta berawal dari peristiwa Geger Pecinan pada 1743, yaitu pemberontakan etnis Tionghoa dan Jawa terhadap Keraton Kartasura.

Keraton kala itu dipimpin oleh Pakubuwono II, yang dinilai berpihak pada Belanda. Akibatnya, keraton hancur dan dianggap sudah tidak layak ditempati.

Pakubuwono II kemudian memutuskan memindahkan pusat pemerintahan ke Desa Sala, sebuah wilayah strategis di tepi Sungai Bengawan Solo.

Pada 17 Februari 1745, keraton baru resmi ditempati dan diberi nama Keraton Surakarta Hadiningrat.

Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Boyong Kedaton, yang sekaligus menjadi penanda kelahiran Kota Surakarta.

"Pakubuwono menganggap kerajaan di Kartasura sudah tidak bertuah, sehingga kemudian dipindahkan ke arah timur yaitu di pinggir (sungai) Bengawan Solo," tutur pengamat budaya UNS Surakarta, Prof. Dr. Bani Sudardi, menjelaskan. 

Foto Balaikota Solo.setda.surakarta.go.id Foto Balaikota Solo.

Dari Sala Menjadi Solo

Awalnya, masyarakat menyebut wilayah ini dengan nama Sala, sesuai dengan nama desa tempat keraton baru berdiri.

Namun, ketika orang-orang Eropa, khususnya Belanda, datang ke Jawa, mereka kesulitan melafalkan kata “Sala”. Dari situlah pelafalan berubah menjadi Solo.

"Pada awalnya nama yang benar adalah Sala. Itu nama yang punya sejarah panjang. Jadi, Kota Solo yang sekarang kita kenal itu awalnya dari sebuah perpindahan kerajaan dari Kartasura ke Surakarta (Desa Sala) tahun 1745," kata sejarawan Fakultas Ilmu Budaya UNS, Prof. Warto.

Pelafalan ini juga berkaitan dengan aksara Jawa.

Dalam tulisan Jawa, perubahan huruf a menjadi o membuat sebutan Sala akhirnya populer sebagai Solo.

Surakarta sebagai Nama Resmi Pemerintahan

Meskipun nama Solo lebih dikenal dalam percakapan sehari-hari, secara resmi kota ini bernama Surakarta.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Tasikmalaya Salah Satu Wilayah dengan Curah Hujan Tertinggi di Indonesia pada Awal November 2025
Jawa Barat
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Waduk Mrica Banjarnegara Catat Curah Hujan Tertinggi, BMKG Klaim Upaya Modifikasi Cuaca Berhasil
Jawa Tengah
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Daftar Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2026
Jawa Barat
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Uji Coba WFH ASN Jabar Dimulai November 2025, Target Efisiensi Operasional hingga 20 Persen
Jawa Barat
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem di Puncak Musim Hujan
Banten
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Mahasiswa Dikeroyok hingga Tewas di Masjid Agung Sibolga, 5 Pelaku Seret dan Injak Korban Terekam CCTV
Sumatera Utara
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Sidang Kasus Penganiayaan Prada Lucky Namo: Peran Letnan Ahmad Faisal Diperiksa
Jawa Timur
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
BMKG Prediksi Puncak Musim Hujan 2025 Lebih Lama, Bisa Berlangsung hingga Februari 2026
Sumatera Selatan
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Daftar 15 Golongan Orang yang Bisa Naik MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis
Jawa Barat
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Setelah Tambang Ditutup, Dedi Mulyadi Beri Dana Kompensasi ke 9.300 Warga Bogor yang Terdampak
Jawa Barat
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Prakiraan Cuaca Sulawesi Selatan 3 November 2025: Berawan di Beberapa Wilayah
Sulawesi Selatan
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Harga Emas Antam Turun Rp 12.000 di Awal November, Simak Pecahan dan Buyback Terbarunya
Kalimantan Barat
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Tanda Duka Pakubuwono XIII Wafat, Keraton Yogya Tiadakan Pentas dan Tak Bunyikan Gamelan
Jawa Tengah
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Kala Jokowi dan Gibran Melayat Raja Keraton Solo PB XIII
Jawa Tengah
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
BMKG Bersama BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca untuk Redam Hujan Ekstrem di Jawa
Banten
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau