Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jazak Yus Afriansyah
Trainer

Author, Coach, Trainer.
Master of Technology Management.

Miftah Maulana dan “Jepitan” di SARAF-P3

Kompas.com - 17/12/2024, 15:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ADA hikmah atau lesson learn yang bisa kita petik bersama dari kasus viral Miftah Maulana Habiburrahman yang dianggap menghina seorang penjual es teh.

Ternyata “guyonan” tersebut memicu reaksi keras dari sebagian besar kalangan masyarakat, membuktikan apa yang dianggap “guyonan” oleh Miftah ternyata adalah hinaan yang sangat menyakitkan.

Kasus yang hingga saat ini masih menjadi perbincangan itu adalah kejadian yang kesekian kalinya ketika seorang pembicara publik “terjepit” di SARAF-P3!

Terjepit di SARAF-P3 adalah ungkapan yang menjelaskan bahwa public speaking memiliki risiko sangat besar “terjepit” atau mengalami masalah sangat serius akibat tidak memperhatikan beberapa kaidah berbicara di depan masyarakat umum.

Mereka sengaja atau tidak sengaja mengusik bagian yang sangat sensitif dalam public speaking yang saya sebut sebagai SARAF P3!

Beberapa isu seharusnya tidak digunakan sebagai topik untuk bercanda atau banyolan, baik bercanda pada situasi serius maupun bercanda pada kondisi santai.

Termasuk di sini adalah bergurau atau mungkin sekadar update status atau membuat konten melalui aneka platform media sosial.

Kenyataannya netizen penghuni media sosial sama posisinya sebagaimana khalayak masyarakat atau audiens yang hadir secara fisik dalam suatu acara. Bedanya mereka sebagai netizen hadir secara virtual dan dalam jumlah yang bisa saja tidak terkendali dan tidak terbatas.

Miftah jelas “terjepit” di salah satu bagian dari SARAF-P3, sebuah "saraf" yang terbukti super sensitif.

SARAF–P3 merupakan singkatan dari kumpulan beberapa hal yang sangat tabu dan sangat berbahaya untuk dijadikan bahan humor atau materi guyonan selama public speaking atau presentasi. Hal ini adalah bagian dari Highly Impressive Presentation Skill.

Pertanyaannya, mengapa SARAF-P3 sangat berbahaya digunakan sebagai bahan guyonan?

Jawabannya adalah, karena pada hakikatnya SARAF-P3 merupakan hal-hal yang bersifat sangat asasi bagi manusia secara universal, berpotensi menimbulkan konflik horizontal.

Oleh sebab itu, berdasarkan kajian empiris yang kami lakukan, menyimpulkan bahwa SARAF-P3 harus dihindari untuk digunakan sebagai bahan candaan selama kita menyajikan presentasi atau berbicara di depan umum.

SARAF-P3 tersebut terdiri dari:

S untuk Suku. Meskipun kita tahu suku-suku tertentu di Indonesia memiliki kebiasaan khas yang pasti lucu bagi suku lain secara umum, tapi jelas topik suku adalah sesuatu yang sangat sensitif.

Halaman:


Terkini Lainnya
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Dark Jokes Ternyata Cermin Kecerdasan dan Ketenangan Emosi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Tren
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
PB XIII Mangkat: Ini Rute Kirab, Aturan bagi Pelayat, dan Makna Pemakaman di Imogiri
Tren
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
10 Negara Paling Menyatu dengan Alam, Ada Indonesia?
Tren
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Ramai soal Peserta TKA Bisa Live TikTok Saat Ujian, Ini Penjelasan Kemendikdasmen
Tren
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Beli Tiket Kereta Lokal tapi Tak Dapat Kursi, Bolehkah Duduk di 1A/B dan 24A/B?
Tren
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
10 Karakter Seseorang yang Tersirat dari Caranya Memesan Kopi
Tren
Kisah Bayi '7-Eleven' yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Kisah Bayi "7-Eleven" yang Lahir pada 7/11 Pukul 7.11 Malam, Berat 7 Pon 11 Ons, dan Dapat Dana Kuliah 7.111 Dollar AS
Tren
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Setelah Gelar Pangeran Dicabut, Raja Charles III Kini Berupaya Hapus Gelar Militer Terakhir Andrew
Tren
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Ilmuwan Temukan Medan Magnet Bumi Pernah Kacau 500 Juta Tahun Lalu, Apa yang Terjadi?
Tren
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Ada Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Ini Alasan 5 Anggota DPR Nonaktif Dilaporkan ke MKD
Tren
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Cara Menyaksikan Fenomena Supermoon Emas 5 November 2025
Tren
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
BPOM Pastikan Obat Atorvastatin yang Ditarik di AS Tak Beredar di Indonesia
Tren
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Apa Jadinya jika Kita Pakai BBM Tak Sesuai Spesifikasi Mesin? Ini Kata Pakar
Tren
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Gempa 6,3 SR Guncang Afghanistan Utara, 20 Orang Tewas, Ratusan Terluka
Tren
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau