KOMPAS.com - Sebanyak lebih dari 2.000 senjata nuklir telah diledakkan dalam 80 tahun terakhir dan dampaknya masih terasa hingga kini.
Nuklir pertama kali diledakkan ketika Amerika Serikat (AS) menjatuhkan dua bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang menjelang akhir Perang Dunia II.
Setelah itu, negara-negara lain mengembangkan senjata nuklir yang semakin kuat seiring waktu.
Dikutip dari CNN, Minggu (24/8/2025), pengembangan senjata nuklir ini pun tidak luput dari proses tes atau pengujian yang terjadi dari 1945 hingga 1996.
Negara-negara yang telah melakukan uji coba nuklir termasuk AS, Perancis, China, Inggris, India, Pakistan, Rusia (Uni Soviet), dan Korea Utara.
AS diketahui melakukan sebagian besar pengujian nuklirnya di negara bagian Nevada dan Kepulauan Marshall.
Uji coba itu dilakukan sebelum serangkaian perjanjian internasional yang mengatur hingga membatasi praktik tersebut.
Hanya Korea Utara yang telah menguji senjata nuklir di abad ke-21, terakhir kali pada tahun 2017. Kemudian, tidak ada uji coba atmosfer yang dilakukan sejak tahun 1980.
Lantas, apa saja dampak senjata nuklir tersebut?
Baca juga: Ketika 16.000 Merpati Jadi Agen Rahasia Selama Perang Dunia II...
Berikut ini sejumlah dampak senjata nuklir yang masih terasa hingga kini:
Dampak senjata bom nuklir yang masih terasa hingga kini adalah kesehatan masyarakat yang tinggal di dekatnya, khususnya terkait kasus kanker.
Salah satu penyintas yang merasakan dampak nuklir tersebut adalah Mary Dickson, yang tumbuh besar di Kota Salt Lake, Utah pada 1950-an hingga 1960-an.
Dickson termasuk di antara jutaan anak sekolah AS yang diajari untuk "merunduk dan berlindung" jika terjadi perang nuklir.
Saat itu, Dickson tidak tahu bahwa senjata nuklir sedang diledakkan di negara bagian tetangga, Nevada, saat AS menguji persediaan barunya.
Dickson mengaku dirinya menderita kanker tiroid, sedangkan kakak perempuannya meninggal dunia karena lupus di usia 40-an.