KOMPAS.com - Gelombang PHK 2025 masih berlanjut di berbagai industri di seluruh dunia. Sebagian besar dipicu efisiensi biaya, restrukturisasi, merger, dan otomatisasi berbasis AI.
Survei World Economic Forum (WEF) mencatat 41 persen perusahaan global memperkirakan pengurangan tenaga kerja dalam lima tahun ke depan karena transformasi digital dan AI.
Baca juga: Indeks Optimisme Indonesia 2025 Turun, PHK hingga Inflasi Jadi Biang Keroknya
Lantas, mana saja perusahaan yang melakukan PHK paling banyak di seluruh dunia?
Dikutip dari Bussines Insider, Jumat (29/8/2025), berikut daftar 10 perusahaan yang melakukan PHK terbanyak pada 2025.
Geico, anak usaha Berkshire Hathaway di sektor asuransi kendaraan, memangkas tenaga kerjanya dari 50.000 menjadi sekitar 20.000 orang.
Ajit Jain, Wakil Ketua Berkshire, mengonfirmasi pemotongan ini dilakukan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan profitabilitas.
Produsen mobil Jepang ini menutup tujuh dari 17 pabriknya dan mengurangi 20.000 pekerjaan hingga 2027.
Nissan mencatat kerugian 671 miliar yen atau sekitar Rp 72 triliun akibat tarif impor kendaraan di AS dan anjloknya penjualan di China.
Perusahaan logistik global ini memangkas 4 persen tenaga kerja atau sekitar 20.000 posisi.
UPS juga menutup 73 gedung di AS dan mengotomatiskan 400 fasilitas, seiring turunnya volume pengiriman dari Amazon sebesar 16 persen pada 2024.
"Dengan langkah ini, kami akan muncul sebagai UPS yang lebih kuat dan gesit," tegas CEO Carol Tome.
Baca juga: Angka Kemiskinan Turun di Tengah Gelombang PHK, Apakah Data BPS Menggambarkan Realita?
Microsoft melakukan PHK bertahap: ribuan pada Januari, 6.000 di Mei, dan 9.000 di Juli.
Sebagian besar dilakukan untuk menyesuaikan struktur internal dan mengalihkan sumber daya ke pengembangan produk AI.
Panasonic mengurangi 10.000 posisi, terdiri dari 5.000 di Jepang dan 5.000 di luar negeri.
Manajemen menyebut langkah ini sebagai evaluasi menyeluruh terhadap efisiensi operasional dan kebutuhan organisasi.