KOMPAS.com - Dokter anestesi di Perancis, Frederic Pechier dituduh meracuni 30 pasien demi memamerkan keterampilan resusitasinya.
Dia diadili pada Senin (8/9/2025) usai tindakannya itu menewaskan 12 pasien, termasuk anak-anak dan dewasa.
Pechier diduga memicu serangan jantung ke pasiennya untuk memamerkan keterampilan resusitasi dan mendiskreditkan rekan kerjanya.
Butuh waktu sekitar delapan tahun investigasi sebelum akhirnya menggelar persidangan kasus tersebut.
Sebelum sidang, Pechier bersikeras bahwa dirinya tidak bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi. Dia justru menyalahkan rekan kerjanya dengan tuduhan kesalahan medis sehingga mengakibatkan keracunan.
"Saya sepenuhnya memahaminya, tetapi di sisi lain, saya tidak bertanggung jawab atas penderitaan mereka," kata dia, dikutip dari People.
Pechier kini terancam hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.
Meski belum ditahan, dia tetap berada di bawah pengawasan pengadilan, sebuah alternatif penahanan pra-persidangan.
Baca juga: Dokter Forensik Beberkan Hasil Autopsi Zara Qairina dalam Sidang, Apa Katanya?
Selama ini, Pechier bekerja sebagai ahli anestesi di dua klinik di kota timur Besancon.
Namun, sekitar tahun 2008-2017 terjadi kasus di mana pasien mengalami serangan jantung dalam keadaan yang mencurigakan selama operasi.
Padahal pasien tersebut dianggap memiliki risiko rendah terkena serangan jantung.
Sebanyak 12 pasien juga dilaporkan gagal diresusitasi dan meninggal dunia.
Dikutip dari The Guardian, korban termuda Pechier adalah pasien anak-anak berusia empat tahun berinisial T. Dia selamat dari dua serangan jantung selama operasi amandel rutin pada 2016.
Sedangkan korban tertua diduga adalah seorang dokter berusia 89 tahun.
Investigasi terhadap dokter dengan tiga anak itu kemudian dilakukan. Penyidik memeriksa lebih dari 70 laporan tentang kejadian buruk yang serius, sebuah istilah medis untuk komplikasi tak terduga yang dialami pasien meninggal.