Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konten AI Kucing Bisa Masak Viral di TikTok, Psikolog Ingatkan Bahaya yang Ditimbulkan

Kompas.com - 28/10/2025, 20:15 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Video konten buatan artificial intelligence (AI) yang menampilkan kucing bisa masak, viral di media sosial TikTok.

Dalam video itu, tampak seekor kucing sedang memasak. Namun, tiba-tiba salah satu kucing ditampilkan ikut termasak tanpa sengaja.

Aksi drama itu terus berlanjut hingga kurang lebih semenit.

Bagi sebagian pengguna TikTok, konten itu menghibur. Namun, tak sedikit juga warganet yang menganggamnya sebagai hal menyeramkan.

Lantas, apakah konten kucing bisa masak bikinan AI menimbulkan dampak psikologis?

Baca juga: Komdigi Bekukan Izin TikTok: Penyebab, Respons Perusahaan, dan Kata DPR

Psikolog ingatkan dampak konten AI kucing bisa masak

Psikolog dari Ibunda.id, Danti Wulan Manunggal mengatakan, di balik gurauan tersebut, konten kucing bisa masak dapat menimbulkan bahaya yang signifikan bagi sisi pengguna TikTok.

Menurutnya, video tersebut mengandung unsur sadistik.

"Ada unsur sadistik dan menormalisasi kekerasan," ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (28/10/2025).

Danti menuturkan, secara tidak langsung, video tersebut bakal memengaruhi perilaku atau alam bawah sadar penontonnya.

Berikut ini bahaya konten kucing bisa masak bikinan AI:

Baca juga: 5 Prompt AI Foto Formal untuk CV dan LinkedIn Terbaik, Cukup Unggah Selfie

1. Desensitisasi terhadap kekerasan

Ia menjelaskan, mengonsumsi konten yang menampilkan kekejaman meskipun dalam bentuk fiksi atau AI secara berulang-ulang, dapat memengaruhi pengguna menjadi mati rasa atau desensitisasi terhadap kekerasan.

"Garis antara fiksi dan realitas dapat menjadi kabur. Ketika tindakan sadistik, seperti memasak makhluk hidup dianggap sebagai humor, pengguna mungkin akan kesulitan membedakan mana yang benar-benar kejam dan mana yang hanya lelucon, yang pada akhirnya dapat menormalisasi kekerasan dalam pikiran mereka," kata dia.

2. Memengaruhi Kesehatan mental

Meski dalam bentuk animasi, menonton video pendek seperti ini bisa memicu kecemasan, stress, dan trauma pada pengguna yang rentan.

Menurutnya, bagi anak-anak dan remaja yang kemampuan bernalarnya belum matang, paparan berulang terhadap kekerasan, bahkan fiksi, dapat mengganggu perkembangan emosional dan moral mereka.

Baca juga: Foto Pribadi Disalahgunakan Jadi Bahan Konten AI, Bisa Lapor ke Mana?

3. Memicu brain rot

Sudah bukan rahasia bahwa menonton video berkualitas rendah dan absurd terlalu sering bisa menyebabkan brain rot.

Halaman:


Terkini Lainnya
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Satu Indonesia Pernah Kena Prank oleh Seorang Perempuan yang Mengandung Bayi Ajaib
Tren
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Wali Kota di Meksiko Tewas Ditembak di Tengah Perayaan Hari Orang Mati
Tren
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Beli Tiket Kereta Api Lewat KAI Access Kena Platform Fee Rp 3.000, KAI: Tak Jadi
Tren
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Daftar Kampus dengan Prodi S1 Manajemen Terbaik di Indonesia 2025
Tren
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Sering Tidak Disadari, 10 Kebiasaan Ini Membuat Rumah Berbau Tak Sedap
Tren
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Pesawat Airbus A400M Pertama untuk TNI AU Tiba di Indonesia, Ini Harga dan Spesifikasinya
Tren
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Cara Aktivasi Paket ChatGPT Go Telkomsel
Tren
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Nasi di Kulkas Lebih dari 24 Jam, Aman untuk Diabetes atau Berisiko Jadi Racun?
Tren
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Studi: Negara Paling Bahagia Bisa Jadi Negara Paling Sehat, Ini Syaratnya
Tren
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Mesir Akhirnya Buka Grand Egyptian Museum di Dekat Piramida Giza, Apa Isinya?
Tren
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Nyalakan Terang dari Serang hingga Kupang: Hana dan Tata Bergerak Lindungi Anak dari Kekerasan Seksual
Tren
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Ingin Rumah Tetap Sejuk Tanpa AC? Ini 3 Tips dari Dosen Teknik Sipil
Tren
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) 'Work from Everywhere'
Horor Kemacetan: Menghidupkan (Kembali) "Work from Everywhere"
Tren
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Hati-hati, Ragam Perangkat Ini Tetap Sedot Listrik meski Tombol “Off” Sudah Ditekan
Tren
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
15 Kelompok Orang yang Bisa Nikmati MRT, LRT, dan Transjakarta Gratis 6 Bulan, Siapa Saja?
Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau