BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menggagas pembentukan kelas migran dan jurusan khusus migran di perguruan tinggi. Langkah ini dinilai dapat menyiapkan pekerja migran sesuai kebutuhan negara tujuan.
“Jadi sudah dari awal dia memang sudah menyiapkan mentalnya mau bekerja di luar negeri dengan masuk di jurusan migran misalnya UPI. Nah ini mau saya dorong ke sana,” kata Abdul saat konferensi pers di Kampus UPI, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/8/2025).
Menurut Abdul, program ini akan membekali mahasiswa sejak awal perkuliahan dengan bahasa, budaya, dan wawasan kerja di negara tujuan. Untuk tahap awal, konsepnya akan dijalankan sebagai kegiatan ekstrakurikuler agar tidak mengganggu kurikulum inti.
“Kelas migran itu adalah anak-anak sebelum masuk seperti hari ini, atau setelah masuk di data, orientasinya mau kerja dalam negeri atau keluar negeri. Sementara ekstra kurikulum,” ucapnya.
Ia juga mendorong ke depan perguruan tinggi membuka jurusan khusus migran. “Kalau ini kita bagus, benar-benar bagus, kalau perlu kita dorong di universitas-universitas dibuka jurusan khusus untuk migran. Jadi migran,” katanya.
Menanggapi gagasan tersebut, Rektor UPI Prof Didi Sukyadi mengaku pihaknya akan mempertimbangkannya.
“Jurusan migran itu gagasan yang baru Pak Menteri dan perlu kami pikirkan. Kalau nanti gagasan ini makin matang, insya Allah mudah-mudahan UPI yang pertama membuat jurusan migran,” ujar Didi.
“Itu luar biasa dan gagasan itu mungkin tidak datang dari guru besar, tapi datang dari Pak Menteri, jadi luar biasa,” tambahnya.
Terkait Migran Center di UPI, Didi menjelaskan pihaknya sudah menyiapkan fasilitas pelatihan bahasa Jepang, Korea, Inggris, Perancis, Jerman, hingga Arab.
“Bahkan saat ini sudah berlangsung pelatihan bahasa Jepang dan UPI sudah memberangkatkan 12 orang, tetapi bekerjasama dengan salah satu perusahaan Jepang,” jelasnya.
Selain sebagai pusat layanan dan edukasi bagi calon pekerja migran, Migran Center UPI juga akan berkolaborasi dengan P2MI menghadirkan instruktur resmi yang siap memberikan informasi dan pendampingan bagi mahasiswa yang ingin bekerja di luar negeri.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini