Penulis:
Nur Aida
Ketua Pengabdian pada Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta
KOMPAS.com - Perkembangan teknologi digital membawa banyak manfaat bagi dunia pendidikan. Siswa kini lebih mudah belajar, berkomunikasi, dan mengekspresikan diri di ruang maya.
Namun, di balik kemudahan itu, muncul tantangan serius berupa Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).
Bentuk KBGO beragam, mulai dari pelecehan lewat pesan pribadi, permintaan foto atau video intim tanpa izin, penyebaran konten pribadi, hingga perundungan digital atau yang popular disebut cyber bullying.
Karena berlangsung di dunia maya, kasus ini sering luput dari pengawasan guru maupun orang tua.
Baca juga: Pentingnya Edukasi Penggunaan Medsos pada Siswa, Bisa Cegah Cyber Bullying
Banyak korban memilih diam karena takut dipermalukan, disalahkan, atau tidak dipercaya.
Nur Aida selaku Ketua Pengabdian pada Masyarakat Fakultas Hukum Universitas Islam Jakarta, mengatakan situasi ini membuat siswa tidak merasa aman di ruang digital, padahal aktivitas online sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.
Untuk menjawab persoalan tersebut, Universitas Islam Jakarta berkolaborasi dengan SMK Bina Prestasi di Kabupaten Bekasi menjalankan program inovasi Bernama ANTI KESEL (Pusat Informasi Pencegahan dan Penanganan Anti Kekerasan Seksual).
Program ini mendapat dukungan hibah dari Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (DPPM) Tahun Anggaran 2025.
Melalui program ini, kata Aida, pihaknya ingin bertujuan memberikan edukasi dan memfasilitasi masyarakat, siswa, untuk memberikan pencegahan kekerasan seksual di lingkungan sekolah dan ruang digital.
Secara spesifik, program ini juga bertujuan membekali guru dengan keterampilan untuk mencegah dan menangani kasus KBGO.
Langkah awal yang dilakukan adalah menyusun materi pelatihan yang sesuai dengan dunia siswa.
Baca juga: Jangan Pernah Anggap Enteng Perilaku Bullying yang Terjadi
Tidak hanya menjelaskan apa itu KBGO, tetapi juga menampilkan contoh nyata yang sering dialami pelajar.
Pelatihan dilakukan secara interaktif melalui studi kasus dan diskusi kelompok.
Guru pun mendapat pembekalan khusus agar bisa memberikan respons yang tepat saat menerima laporan, tanpa menyalahkan atau mempermalukan korban.