Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Stroke pada Bayi, Dokter Jelaskan Penyebab dan Gejalanya

Kompas.com - 26/10/2025, 23:03 WIB
Aliyah Shifa Rifai,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Stroke memang identik dengan penyakit yang menimpa orang pada usia tua. Namun, di dunia medis, stroke dapat menyerang siapa pun, termasuk bayi.

Meskipun tergolong langka, kasus stroke pada bayi bukanlah hal mustahil. Melansir Cleveland Clinic, kondisi ini diperkirakan terjadi pada sekitar 1 dari setiap 3.000 kelahiran.

Kasus stroke pada bayi 27 hari

Kasus stroke pada bayi pernah ditangani oleh dr. Zicky Yombana Babeheer, Sp.N, AIFO-K, DAIFIDN, CPS. Dalam pengalamannya, ia pernah menerima konsul dari pasien berusia 27 hari yang mengalami stroke.

Baca juga: Kasus Stroke di Usia Muda Meningkat, Dokter Ungkap Gaya Hidup Tak Sehat Jadi Penyebabnya

“Pasien saya yang termuda adalah bayi. Saya pernah ada konsul bayi umur 27 hari,” kata Zicky di acara di acara OMRON: World Stroke Day 2025 di Kuningan, Jakarta, belum lama ini.

“Bayi 27 hari kena stroke, kok bisa? Stroke adalah gangguan di otak. Jadi, siapa pun yang punya otak, punya risiko stroke,” tambahnya.

Penyebab stroke pada bayi

Menurut Zicky, penyebab stroke pada bayi dapat berbeda-beda tergantung bagian sistem peredaran darah yang mengalami gangguan. Dalam kasus ini, penyebab utamanya adalah pembekuan darah.

“Pada bayi itu faktornya banyak. Cuma pada kasus yang saya tangani itu ternyata pembekuan darah,” jelasnya.

“Kalau diibaratkan, ada tiga komponen, pompa, pipa, dan air. Pompanya bagus, pipanya bagus, tapi darahnya (air) kental. Kalau darahnya kental, mengalirnya lancar apa enggak? Tidak, akhirnya mampet,” lanjutnya.

Stroke pada bayi biasanya disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak, baik akibat penyumbatan (stroke iskemik) maupun perdarahan (stroke hemoragik). Kondisi ini bisa terjadi beberapa hari setelah bayi lahir.

Gejala stroke yang sering luput dari perhatian orangtua

Berbeda dengan orang dewasa, gejala stroke pada bayi lebih sulit untuk dikenali. Bayi belum mampu menunjukkan keluhan spesifik terkait tubuhnya. Oleh sebab itu, tanda-tandanya sering kali tidak tampak jelas dan kerap luput dari perhatian orangtua.

Baca juga: Kisah Sandy Selamat dari Serangan Stroke di Usia 30 Tahun

“Bayi itu untuk diketahui stroke atau enggak, agak repot,karena kenapa? Kan kalau orang sering jalan, tangan, kaki bergerak, kalau bayi belum banyak bergerak,” ungkap Zicky.

Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain gerakan tubuh yang tidak seimbang, hanya satu sisi tubuh yang tampak aktif dan tangisan yang tampak “miring” ke satu sisi wajah. Dalam beberapa kasus, kejang pada satu sisi tubuh juga bisa menjadi gejala awal.

Kebiasaan membedong bayi yang umum dilakukan di Indonesia juga dapat membuat tanda-tanda tersebut makin sulit terlihat, karena gerakan bayi menjadi terbatas.

“Bayi sih bisa tiba-tiba gerak kanan kiri. Cuma kalau bayi di Indonesia kan seringnya dibedong, kan. Biasanya, kelihatan dari nangisnya, nangisnya miring,” sebut Zicky.

Cara mencegah stroke pada bayi

Terkait pencegahan, Zicky menuturkan belum ada cara spesifik untuk mencegah stroke pada bayi. Akan tetapi, prinsip dasarnya tetap sama, yaitu menjaga jantung, pembuluh darah, dan darah pada tubuh bayi tetap dalam kondisi baik.

“Apakah faktor risikonya bisa dicegah? Tergantung, kembali lagi, kita akan bicara bayi ini kita cegah stroke ini gimana? Engga ada yang kepikiran cegah stroke pada bayi gimana,” tuturnya.

“Cuma gimana caranya jantungnya bagus, darahnya enggak kental, pembuluh darahnya enggak mampet. Kalau ada masalah tiga ini, pasti stroke, tinggal tunggu kapan,” pungkasnya.

Meski kasus stroke pada bayi jarang ditemui, kondisi ini tetap perlu mendapat perhatian. Pemahaman mengenai gejala dan faktor penyebabnya dapat membantu proses deteksi serta penanganan lebih cepat.

Dengan diagnosis dan terapi yang tepat, peluang pemulihan fungsi otak pada bayi dapat meningkat, sehingga dampak panjang dari stroke bisa diminimalkan.

Baca juga: Serangan Stroke Harus Ditangani dalam 4,5 Jam Pertama, Dokter Jelaskan Alasannya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau