Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Pemilu Belarus: Lukashenko Menang, Jabat 7 Periode sejak 1994

Kompas.com - 27/01/2025, 22:55 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MINSK, KOMPAS.com - Presiden Belarus Alexander Lukashenko kembali meraih kemenangan dalam pemilihan umum, Minggu (26/1/2025).

Dengan hasil tersebut, ia kini menduduki kursi kepresidenan untuk masa jabatan ketujuh secara berturut-turut, setelah berkuasa sejak tahun 1994.

Menurut survei resmi yang dikutip kantor berita AFP, Lukashenko berhasil memperoleh 87,6 persen suara.

Baca juga: Belarus Ekstradisi Pejuang Pro-Ukraina dari Vietnam ke Minsk

Namun, kemenangan ini tidak lepas dari bayang-bayang penindasan terhadap lawan-lawan politiknya, yang sebagian besar kini berada di balik jeruji besi atau diasingkan.

Situasi pemilu Belarus tahun ini

Tahun 2020 menjadi titik balik yang dramatis bagi Belarus, ketika demonstrasi besar-besaran pecah sebagai bentuk perlawanan terhadap tindakan keras Lukashenko.

Berbeda dengan situasi tersebut, kini banyak calon presiden Belarus yang berkampanye mendukung penguasa berusia 70 tahun itu.

Svetlana Tikhanovskaya, pemimpin oposisi yang kini diasingkan, menyebut pemilu kali ini sebagai "lelucon".

Di sisi lain, Uni Eropa juga menilai proses pemilihan ini sebagai "tipuan".

Namun, Lukashenko tampaknya tidak peduli akan pengakuan Uni Eropa terkait hasil pemilunya.

Pemilu ini berlangsung lima tahun setelah gelombang unjuk rasa yang berujung pada bentrokan antara massa dan aparat keamanan.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia mencatat bahwa lebih dari 1.200 orang saat ini ditahan sebagai tahanan politik oleh Pemerintah Belarus.

Adapun jumlah suara yang diperoleh Lukashenko kali ini bahkan lebih banyak dibandingkan dengan pemilihan pada tahun 2020, di mana ia menang dengan 81,04 persen suara.

Baca juga: Ukraina Tuduh Belarus Pusatkan Pasukan di Perbatasan Berkedok Latihan

Suara rakyat di pengasingan

Di Warsawa, Polandia, yang menjadi rumah bagi banyak warga Belarus yang diasingkan, Svetlana Tikhanovskaya mengecap Lukashenko sebagai "penjahat yang merebut kekuasaan".

Banyak orang di sana mengenakan topeng, beberapa enggan berbicara kepada media karena takut reperkusi terhadap kerabat mereka di Belarus.

"Ini hanyalah negara dengan ilusi pilihan," ungkap Aliaxandra, mahasiswa berusia 22 tahun, menambahkan bahwa banyak rekannya hidup dalam ketakutan selama puluhan tahun.

Pemilu Belarus 2020 diwarnai oleh protes nasional. Demonstran menuduh Lukashenko melakukan kecurangan dalam pemungutan suara.

Sejak saat itu, puluhan ribu warga Belarus meninggalkan negara mereka, kebanyakan menuju Polandia dan Lithuania, saat petugas KGB melancarkan aksi represif.

Dalam konferensi pers yang berlangsung selama empat jam lebih, Lukashenko menegaskan bahwa penjara adalah tempat bagi mereka yang tidak mau bertobat dan meminta pengampunan sebagai syarat untuk pembebasan tahanan.

Baca juga: Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau