Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Hamas Bebaskan Sandera, Israel Perluas Zona Keamanan di Jalur Gaza

Kompas.com - 11/04/2025, 17:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber BBC

RAFAH, KOMPAS.com – Menhan Israel, Israel Katz, mengumumkan negaranya akan memperluas zona keamanan di Jalur Gaza hingga mencakup Kota Rafah, yang merupakan wilayah paling selatan dan berbatasan langsung dengan Mesir.

Dalam kunjungan ke koridor baru di wilayah tersebut pada Rabu (9/4/2025), Katz menjelaskan operasi militer Israel bertujuan untuk semakin mengisolasi wilayah Gaza.

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk menekan Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditahan.

Baca juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 10 Warga Gaza, Termasuk 7 Anak-anak

"Penduduk Gaza sedang dievakuasi dari zona pertempuran, dan banyak daerah direbut dan ditambahkan ke zona keamanan Negara Israel, sehingga Gaza menjadi lebih kecil dan terisolasi," kata Katz dalam video resmi yang dirilis kantornya, seperti dikutip dari BBC pada Jumat (11/4/2025).

Katz juga menegaskan serangan akan terus dilancarkan jika Hamas tidak segera melepaskan para sandera.

"Seluruh Rafah akan dievakuasi dan diubah menjadi daerah keamanan. Inilah yang sedang kami lakukan sekarang," ujarnya dalam kutipan terpisah kepada media Israel, Ynet.

Diketahui, pasukan Pertahanan Israel (IDF) kini telah menguasai Koridor Morag, yang merupakan wilayah bekas permukiman Yahudi strategis di antara Rafah dan Khan Younis.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut jalur ini sebagai "Philadelphia kedua", merujuk pada Koridor Philadelphia yang terletak di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.

Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi militer Israel untuk mencegah penyelundupan senjata ke Gaza, sekaligus mempersempit ruang gerak Hamas.

Sementara itu, sejak dimulainya kembali operasi militer pada 18 Maret, dua pertiga wilayah Gaza telah dinyatakan sebagai zona "terlarang" atau berada di bawah perintah evakuasi, menurut laporan dari PBB.

Baca juga: Sekjen PBB Sebut Gaza Kini seperti Ladang Pembantaian

Organisasi dunia tersebut mencatat bahwa sekitar 390.000 warga Palestina, hampir seperlima dari total populasi Gaza yang mencapai 2,1 juta jiwa, telah kembali mengungsi tanpa tempat yang aman untuk dituju.

IDF sebelumnya telah memerintahkan evakuasi massal dari Rafah pada 31 Maret.

PBB menyebut perintah tersebut mencakup 97 persen wilayah kota dan provinsi di sekitarnya, dengan total luas mencapai 64 kilometer persegi.

Warga yang dievakuasi diarahkan menuju kamp tenda di daerah pesisir al-Mawasi, yang sebelumnya ditetapkan sebagai "zona kemanusiaan".

Rafah, yang sebelum perang dihuni sekitar 280.000 orang, kini nyaris kosong.

Serangan darat yang dilancarkan IDF telah mengakibatkan sebagian besar wilayah kota tersebut hancur.

PBB juga mengingatkan, sejak 2 Maret, Israel telah memblokir pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Baca juga: Indonesia Siap Tampung Sementara Warga Gaza, Gelombang Pertama 1.000 Orang

Akibatnya, persediaan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar kian menipis. Bahkan selama jeda gencatan senjata di Gaza pada Januari, sekitar 100.000 warga sempat kembali ke Rafah.

Namun, situasi kembali memburuk ketika konflik kembali meletus pertengahan Maret lalu.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau