AUSTIN, KOMPAS.com – Banjir bandang dahsyat melanda wilayah Hill Country, Texas, Amerika Serikat (AS), pada Jumat (4/7/2025). Sedikitnya 104 orang dilaporkan tewas, sementara sejumlah lainnya masih dalam pencarian.
Bencana banjir Texas ini disebut sebagai salah satu banjir paling mematikan dalam sejarah Texas akibat badai. Salah satu korban hilang diketahui merupakan seorang anak perempuan yang sedang mengikuti kegiatan perkemahan musim panas.
Pemerintah setempat menyampaikan bahwa sekitar 850 orang berhasil dievakuasi, sebagian melalui operasi penyelamatan udara dengan helikopter.
Baca juga: Update Banjir Texas: 100 Orang Lebih Tewas, Sirene Jadi Sorotan
Lantas, apa penyebab banjir bandang di Texas begitu fatal?
Badan Cuaca Nasional AS (National Weather Service/NWS) menjelaskan bahwa banjir bandang merupakan jenis banjir yang muncul sangat cepat, biasanya dalam kurun waktu tiga hingga enam jam setelah hujan deras mengguyur.
Di sejumlah wilayah, banjir bahkan datang hanya dalam hitungan menit, membuat warga tak sempat mengungsi atau menyelamatkan diri.
Kondisi serupa terjadi di sekitar Sungai Guadalupe, Kerr County. Hujan deras dengan curah hujan lebih dari 25 sentimeter mengguyur sejak dini hari. Menjelang fajar, air sungai melonjak tajam hingga 8 meter hanya dalam 45 menit.
Aliran air yang sangat deras menyeret rumah dan kendaraan. Situasi makin parah dengan prakiraan hujan lanjutan pada Sabtu, yang mendorong otoritas memperpanjang peringatan banjir bandang di wilayah Texas tengah.
Sebelum banjir menerjang, badan cuaca telah mengeluarkan peringatan sejak Kamis sore. Curah hujan diprediksi bisa mencapai 17 sentimeter di sejumlah titik.
Namun, status pengawasan baru dinaikkan menjadi peringatan banjir pada malam hari, berdampak pada sekitar 30.000 warga.
Letnan Gubernur Texas, Dan Patrick, menegaskan bahwa pemerintah negara bagian telah melakukan berbagai upaya untuk memberi peringatan dini kepada masyarakat.
Namun, Hakim Kerr County, Rob Kelly, mengakui bahwa daerahnya belum memiliki sistem peringatan dini lokal yang memadai.
"Yakinlah, tidak seorang pun tahu banjir seperti ini akan datang," ujar Kelly kepada PBS, Minggu (6/7/2025).
Baca juga: Banjir Texas: 80 Tewas, 17 Helikopter Cari Anak-anak yang Hilang Saat Kemah di Tepi Sungai
Banjir bandang diketahui sebagai salah satu bencana paling mematikan di Amerika Serikat. Sepanjang 2024, Badan Cuaca Nasional mencatat sebanyak 145 orang meninggal dunia akibat banjir bandang. Dalam rentang 30 tahun terakhir, rata-rata korban mencapai 127 jiwa per tahun.
Fakta menunjukkan bahwa hampir setengah dari korban tewas ditemukan di dalam kendaraan. Banyak pengemudi nekat menerobos genangan air di jalan rendah atau terowongan, padahal kendaraan bisa dengan mudah menjadi tidak stabil.
Air setinggi 15 sentimeter saja sudah cukup untuk mengganggu keseimbangan mobil. Jika ketinggian mencapai 46 sentimeter, kendaraan bisa terseret arus deras.
Banjir bandang tak hanya terjadi di kawasan pedesaan. Wilayah perkotaan pun berisiko, terutama jika terdapat sungai atau anak sungai yang berubah menjadi aliran deras akibat hujan deras di daerah hulu.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Tragedi Banjir Texas | Trump Marah ke BRICS, Ancam Tarif Tambahan 10 Persen
Selain itu, banjir bandang juga dapat dipicu oleh badai tropis, sistem cuaca nonsiklon, atau jebolnya bendungan. Bahkan, daerah yang tidak diguyur hujan secara langsung tetap berisiko terkena dampaknya apabila berada di jalur aliran air.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini