Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Bandang Texas Tewaskan 116 Orang, Respons Darurat AS Dianggap Lambat

Kompas.com - 08/07/2025, 18:15 WIB
Albertus Adit,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber BBC

KERR COUNTY, KOMPAS.com — Banjir bandang menerjang wilayah Texas tengah, Amerika Serikat, pada Jumat (4/7/2025), menewaskan lebih dari 100 orang dan menyebabkan puluhan lainnya hilang.

Bencana ini terjadi bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan AS, yang umumnya diperingati dengan acara luar ruangan.

Tim SAR masih bekerja keras menyusuri tepian Sungai Guadalupe yang dipenuhi lumpur. Namun, hujan deras dan badai petir yang belum reda sejak kejadian menghambat proses evakuasi. Hingga Senin (7/7/2025), harapan untuk menemukan korban selamat kian menipis.

Baca juga: Tewaskan 104 Orang, Kenapa Banjir Texas Begitu Mematikan?

Salah satu lokasi terdampak paling parah adalah Camp Mystic, perkemahan musim panas khusus anak perempuan. Sedikitnya 27 anak dan staf dilaporkan tewas, sedangkan sepuluh anak perempuan dan satu konselor masih hilang.

“Kami turut berduka cita bersama keluarga kami yang mengalami tragedi yang tak terbayangkan ini,” tulis manajemen Camp Mystic dalam pernyataan resminya, dikutip dari BBC.

Kantor Sheriff Kerr County melaporkan, dari total 84 korban jiwa yang telah teridentifikasi di wilayah tersebut, 56 adalah orang dewasa dan 28 anak-anak.

Sementara itu, 32 jenazah lainnya belum teridentifikasi, terdiri dari 22 orang dewasa dan sepuluh anak-anak.

Salah satu korban tewas adalah Richard Eastland (70), pemilik sekaligus direktur Camp Mystic. Ia dilaporkan meninggal saat berusaha menyelamatkan para peserta kemah.

“Seluruh masyarakat akan merindukannya. Ia meninggal sebagai pahlawan,” ujar pendeta lokal Del Way kepada BBC.

Baca juga: Banjir Texas: 80 Tewas, 17 Helikopter Cari Anak-anak yang Hilang Saat Kemah di Tepi Sungai

Kritik terhadap pemerintah muncul

Truk yang tersangkut di pohon setelah hanyut dalam banjir Texas di Center Point, Sabtu, 5 Juli 2025.GETTY IMAGES NORTH AMERICA/JIM VONDRUSKA via AFP Truk yang tersangkut di pohon setelah hanyut dalam banjir Texas di Center Point, Sabtu, 5 Juli 2025.
Di tengah duka yang menyelimuti, kritik terhadap pemerintah federal mulai bermunculan. Pemangkasan anggaran terhadap National Weather Service (NWS) dinilai turut berdampak pada lambatnya respons tanggap darurat.

Namun, Gedung Putih membantah tudingan tersebut. Sekretaris Pers Karoline Leavitt menegaskan, NWS telah memberikan peringatan dini sebelum bencana melanda.

“Itu adalah kuasa Tuhan. Bukan salah pemerintah bahwa banjir melanda saat itu. Tetapi ada peringatan dini dan konsisten, dan Badan Cuaca Nasional telah melakukan tugasnya,” kata Leavitt dalam keterangan pers, Senin.

Ia menjelaskan, kantor NWS Austin-San Antonio telah memberi pengarahan kepada pejabat lokal dan mengirimkan sejumlah peringatan banjir sejak malam sebelum kejadian hingga dini hari tanggal 4 Juli.

Presiden AS Donald Trump juga membantah bahwa pemotongan anggaran federal memperparah dampak bencana. Dalam pernyataannya, Trump sempat menyindir pendahulunya dari Partai Demokrat.

“Tetapi saya juga tidak akan menyalahkan Biden untuk itu. Saya hanya akan mengatakan ini adalah bencana 100 tahunan,” ujarnya, Minggu (6/7/2025).

Halaman:


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau