Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memaknai "Tumpek Uye", Eka Lestari Sinaga Ajak Masyarakat Hidup Selaras Alam

Kompas.com - 19/07/2025, 18:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Tumpek Uye adalah salah satu hari raya suci dalam kalender Hindu Bali yang memiliki makna mendalam terkait hubungan harmonis antara manusia, alam, dan satwa sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan.

Perayaan ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan pengejawantahan konsep kearifan lokal Bali yang menekankan pentingnya menjaga kesucian dan keharmonisan kehidupan yang berfokus pada pelestarian alam semesta dan isinya, termasuk satwa.

Seringkali perayaan ini diiringi kegiatan edukatif dan simbolik seperti pelepasan burung atau penanaman pohon yang semakin memperkuat komitmen terhadap pelestarian lingkungan secara menyeluruh.

Tumpek Uye adalah cerminan dari nilai-nilai luhur yang mengakar kuat dalam budaya Bali, menyerukan agar kita senantiasa hidup selaras dengan alam demi keberlangsungan bumi bagi generasi mendatang.

Acara Tumpek Uye tahun 2025 dipimpin langsung Gubernur Bali, Wayan Koster pada 12 Juli 2025 di Pura Sakenan, Pulau Serangan, Denpasar, Bali. 

Gubernur Koster menegaskan, perayaan ini bukan sekadar ritual, melainkan bagian dari filosofi hidup masyarakat Bali yang menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan.

“Sad Kerthi adalah fondasi spiritual dan ekologis yang harus terus dijaga. Melalui Tumpek Uye, kita diajak untuk menyayangi dan melindungi satwa sebagai bagian dari kehidupan,” jelas Wayan Koster.

Acara Tumpek Uye di Pura Sakenan turut dihadiri Gubernur Wayan Koster, aktivis sosial dan lingkungan Eka Lestari Sinaga, Sekdaprov Dewa Made Indra, serta pejabat Pemprov Bali lainnya.DOK. ISTIMEWA Acara Tumpek Uye di Pura Sakenan turut dihadiri Gubernur Wayan Koster, aktivis sosial dan lingkungan Eka Lestari Sinaga, Sekdaprov Dewa Made Indra, serta pejabat Pemprov Bali lainnya.

Eka Lestari Sinaga yang dikenal aktif dalam gerakan lingkungan dan sosial dan turut hadir dalam perayaan ini menyampaikan, Tumpek Uye menjadi momentum penting memperkuat kesadaran kolektif masyarakat dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

“Ini bukan hanya tentang budaya, tapi juga tentang tanggung jawab kita sebagai manusia untuk menjaga alam dan semua makhluk hidup di dalamnya,” tegas Eka Lestari Sinaga.

Dia menyampaikan, kehadiran tokoh masyarakat, pemuka agama, dan generasi muda menunjukkan bahwa semangat Tumpek Uye telah meresap ke berbagai lapisan masyarakat.

Baca juga: Kisah Dea Viral, Anak Nelayan Bali yang Tembus ITB, Berkat Motivasi Ayah

Dia mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk meneladani nilai-nilai Tumpek Uye dalam kehidupan sehari-hari. “Mari kita jaga alam, hormati satwa, dan hidup selaras dengan semesta. Karena bumi bukan warisan nenek moyang, melainkan titipan untuk anak cucu kita,” tutupnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau