KOMPAS.com - Indonesia menghemat 34,01 gigawatt-hour (GWh) dari manajemen energi 110 bangunan, berdasarkan data Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per 29 September 2025. Dari total 110 bangunan, sebanyak 69 di antaranya gedung pemerintah dan sisanya milik swasta.
"Karena kami memulai, enggak apa-apa, kami akan dorong terus ya. Mudah-mudahan dengan komitmen kami bersama ini bisa berlanjut, kira-kira seluruh bangunan gedung komersil yang pengguna energinya 500 TOE (ton oil equivalent) ke atas ini bisa melaporkan, karena ini sangat penting bagi pemerintah," ujar Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM, Hendra Iswahyudi, dalam webinar, Kamis (9/10/2025).
Menurut Hendra, potensi penghematan energi masih sangat besar. Ini mengingat penggunaan terbesar terdapat pada air conditioner (AC) atau sebesar 65 persen dari total energi pada 110 bangunan tersebut. Sisanya, 9 persen penggunaan energi dari lampu, 15 persen stop kontak, 7 persen lift dan ekskalator, serta 4 persen lain-lain.
Baca juga: Pengembang Rumah Bersubsidi Diminta Punya Sertifikat Bangunan Hijau
Kementerian ESDM juga akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk mengembangkan desain pasif yang mengoptimalkan pencahayaan dan ventilasi alami.
"Jadi, Indonesia ini masih perlu digenjot lagi bagaimana performa dari AC yang ada di pasaran. Inilah yang akan kami dorong, peralatan listrik appliances yang semakin efisien sebagai aktif desain," tutur Hendra.
Kini, Indonesia memberlakukan standar kinerja energi minimum (SKEM) melalui label tanda hemat energi (LTHE) terhadap delapan peralatan pemanfaat energi. Diantaranya, AC, kulkas, kipas angin, lampu LED, penanak nasi, televisi, dispenser air, serta refrigerated display case. Kementerian ESDM akan mengevaluasi pemberlakuan SKEM melalui LTHE dan memperluas ke peralatan pemanfaat energi lainnya.
"Jadi, manajemen energi didorong, SKEM labelnya didorong. Kami sudah ada delapan appliances yang sudah ditetapkan minimum energy performance standar dan labelnya. Kami akan terus mereview supaya lebih ketat lagi. Di tahun ini kami sedang memperkenalkan untuk peralatan setrika, pompa air, mesin cuci dan AC akan kami kembangkan," ucapnya.
Baca juga: Inovasi Hemat Energi di Armada Kapal, Pertamina International Shipping Raih Lestari Awards
Penghematan tersebut merupakan bagian dari upaya Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) pada sektor energi sebesar 358 juta ton CO2 (tCO2e) pada 2030. Penghematan energi pada 110 bangunan yang telah melaporkan, menurunkan emisi GRK sebesar 24.513 tCO2e.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya