Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Pendanaan, Sepertiga Program Anti Kekerasan Perempuan Terancam Tutup

Kompas.com - 29/10/2025, 16:16 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan baru dari UN Women menemukan 1 dari 3 kelompok telah menangguhkan atau menutup program-program yang bertujuan untuk mengakhiri kekerasan berbasis gender.

Hasil tersebut berdasarkan survei global terhadap 428 kelompok hak-hak perempuan dan masyarakat sipil.

Melansir laman resmi United Nations, Senin (27/10/2025) lebih dari 40 persen telah mengurangi atau menutup layanan-layanan penting seperti rumah singgah, bantuan hukum, dukungan psikososial dan layanan kesehatan karena kekurangan dana yang mendesak.

Dampak pemotongan dana ini akhirnya menghambat kemampuan organisasi untuk membantu korban. Sejumlah besar responden (80 persen) melaporkan bahwa akses bagi para penyintas kekerasan berkurang.

Baca juga: Diterpa Bencana Iklim, Perempuan Pesisir Tangguh dan Pandai Shifting Pekerjaan

Sementara 59 persen mengatakan bahwa pelaku kekerasan makin sering luput dari hukum. Selain itu juga kekerasan berbasis gender semakin dianggap sebagai hal yang biasa dalam masyarakat.

“Organisasi hak-hak perempuan adalah tulang punggung kemajuan dalam penanganan kekerasan terhadap perempuan, namun mereka didorong hingga ke ambang batas,” kata Kalliopi Mingeirou, kepala bagian Pengakhiran Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Perempuan di UN Women.

“Kita tidak boleh membiarkan pemotongan dana menghapus kemajuan yang telah kita raih dengan susah payah selama beberapa dekade. Kami menyerukan kepada pemerintah dan para donor untuk melindungi, memperluas, dan membuat pendanaan lebih fleksibel. Tanpa investasi yang berkelanjutan, kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan hanya akan meningkat,” paparnya lagi.

Hanya lima persen organisasi yang disurvei mengatakan mereka dapat mempertahankan operasi selama lebih dari dua tahun, dan 85 persen memperkirakan kemunduran parah terhadap hukum dan perlindungan bagi perempuan dan anak perempuan.

Baca juga: Hutan Dikepung Sawit: Perempuan Kalimantan Menghidupkan Dapur dan Anyaman Harapan

Sementara itu, lebih dari separuh juga menyuarakan keprihatinan serius tentang meningkatnya ancaman terhadap pembela hak asasi manusia perempuan.

Seiring menipisnya pendanaan, banyak kelompok terpaksa memprioritaskan layanan darurat daripada advokasi jangka panjang yang mendorong perubahan sistemik.

Kekerasan terhadap perempuan tetap menjadi salah satu pelanggaran hak asasi manusia yang paling banyak di dunia.

Menurut data UN Women, sekitar 736 juta perempuan atau hampir 1 dari 3 pernah mengalami kekerasan fisik atau seksual, paling sering dilakukan oleh pasangan intim.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
Tropenbos Indonesia: Restorasi Gambut Swakelola di Tingkat Tapak Butuh Pendampingan
LSM/Figur
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
KLH Targetkan Dekontaminasi Cikande Selesai Akhir November
Pemerintah
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Puncak Musim Hujan, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Cegah Banjir
Pemerintah
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Menteri LH: Cengkih Terpapar Radioaktif Asal Lampung Tertangani
Pemerintah
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau