Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali

Kompas.com - 30/10/2025, 19:31 WIB
Zintan Prihatini,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyoroti permasalahan lingkungan yang terjadi karena tambang batu bara dan mineral di Indonesia. Kegiatan ekstraksi sumber daya alam kian memicu dampak serius terhadap ekosistem, namun banyak perusahaan penambang yang justru angkat tangan.

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) hanya memiliki 3.000 pengawas lingkungan. Karenanya, ia meminta akademisi maupun ahli dari perguruan tinggi terlibat dalam mengatasi permasalahan ini.

"Seluruh aktivitas penambangan sumber daya alam benar-benar harus mendapat pengawalan kita kembali," ujar Hanif dalam Forum Rektor di Jakarta Selatan, Kamis (30/10/2025).

Pada kesempatan itu, Hanif turut menyinggung kualitas udara yang makin memburuk beberapa tahun terakhir. Salah satunya di kawasan perkotaan seperti DKI Jakarta.

Baca juga: KLH Bakal Cek Kerusakan Ekosistem akibat Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak

Permasalahan lainnya, 48 persen sungai di Indonesia menunjukkan indikator pencemaran tinggi. Dari 13 sungai di Jakarta, sebagian besar berada pada kategori tercemar sedang hingga sangat berat.

"Kami perlu dukungan dari universitas sebagai simpul peradaban, budaya, dan pengetahuan. Pendapat akademisi akan lebih didengar oleh publik dibanding kami yang ada di sisi regulasi,” ucap dia.

Gandeng Akademisi

KLH dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menggandeng 48 perguruan tinggi dalam menguatkan Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH). Tujuannya, merumuskan berbagi kebijakan dan instrumen pelaksanaan pengendalian dan penataan lingkungan hidup.

"Kementerian Lingkungan Hidup sangat tergantung dari rekomendasi-rekomendasi yang diperlukan para expert yang ada di bawah binaan Bapak Menteri Brian (Mendiktisaintek)," tutur Hanif.

Akademisi dan pakar tidak hanya berperan merumuskan kebijakan lingkungan, tetapi juga perencanaan, evaluasi, hingga aspek penegakan hukum.

"Harapan kami terdapat revitalisasi peran dari PSLH sehingga dukungan-dukungan yang diperlukan oleh pemerintah kabupaten dan kota dapat diwujudkan," imbuh dia.

Baca juga: Rasa Takut pada yang Gaib Bantu Cegah Kerusakan Lingkungan

Sementara itu, Mendiktisaintek, Brian Yuliarto, menilai keterlibatan perguruan tinggi menjadi bagian penting sebagai solusi berbasis sains terhadap permasalahan lingkungan.

"Tentu ini salah satu bagian dari program kami bagaimana membuat para profesor, para guru besar, para dosen, dan seluruh sivitas akademika di kampus-kampus dapat memberikan sumbangsih nyata, membantu berbagai penyelesaian permasalahan," kata Brian.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Menyelamatkan Lahan Kritis Indonesia dari Desa: Pelajaran Ekologi dari Perlang
Pemerintah
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
PLTN Pulau Gelasa dan Ujian Tata Kelola Risiko
Pemerintah
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Gunung Ditutup karena Sampah: Cermin Buram Wisata Alam Kita
Pemerintah
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Menebus Keadilan Arjuno Welirang
Pemerintah
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau