Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teganya Sejoli Buang Bayi di Cakung, Berawal dari Hubungan Tak Direstui

Kompas.com - 17/07/2025, 06:22 WIB
Febryan Kevin Candra Kurniawan,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang bayi laki-laki dibuang oleh orangtuanya di depan rumah warga di Jalan Pangeran Komarudin, Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Senin (14/7/2025) malam.

Saat ditemukan, bayi tersebut masih dalam keadaan terbalut kain. Terselip sepucuk surat di kain tersebut. 

Surat itu berisi permohonan agar bayi dirawat untuk sementara waktu, dengan janji akan diambil kembali.

"Assalamu'alaikum. saya titip anak saya sementara, mohon maaf, minta tolong untuk dirawat. Nanti saya kembali lagi untuk saya ambil, mohon jangan titip di panti asuhan. Terima kasih Pak Haji," tulis surat yang ditinggalkan.

Baca juga: Kronologi Pembuangan Bayi di Pulogebang, Sang Ibu Kenal Pemilik Rumah

Hubungan gelap

Ternyata, bayi tersebut dibuang oleh pasangan kekasih berinisial HAA (29) dan MR (20).

HAA dan MR nekat membuang buah hati mereka yang baru berusia tujuh hari karena hubungan keduanya tidak direstui oleh keluarga. 

"Alasan mereka membuang bayi ini karena hubungan mereka belum diketahui oleh keluarga besar dan mereka melakukan hubungan layaknya suami istri ini tanpa ikatan pernikahan," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly.

Nicolas menyebut, HAA dan MR telah menjalin hubungan asmara selama dua tahun terakhir. Pada 2024, keduanya tinggal bersama di sebuah rumah kos di wilayah Cikarang karena MR bekerja di salah satu perusahaan di daerah tersebut.

Selama tinggal bersama, pasangan ini menjalin hubungan layaknya suami istri hingga akhirnya HAA hamil dan melahirkan bayi tersebut.

"Yang bersangkutan melahirkan di salah satu rumah sakit yang ada di Bekasi. Setelah melahirkan mereka kembali ke tempat kosnya yang ada di Cikarang," tuturnya.

Tak sanggup biayai

Rasa malu dan ketidakmampuan untuk membiayai kehidupan sang bayi menjadi alasan utama mereka mengambil keputusan tersebut.

"Mereka juga merasa bahwa mereka belum mampu untuk merawat dan membiayai kehidupan daripada bayi ini sendiri," ujar Nicolas.

Nicolas menjelaskan, ide untuk meninggalkan bayi di depan rumah warga datang dari pelaku perempuan, karena ia pernah tinggal di wilayah tersebut dan mengenal pemilik rumah.

"Dia merasa Bapak Haji itu mampu untuk merawat anaknya ini sehingga mereka menulis secarik pesan di kertas yang intinya berharap bayinya ini bisa dirawat," ungkapnya.

Baca juga: Motif Sejoli Buang Bayi di Cakung, Hubungan Tak Direstui dan Terhimpit Biaya

Ditangkap

Adapun HAA dan MR ditangkap di daerah Cikarang pada Selasa (15/7/2025), delapan jam setelah laporan diterima.

Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat dengan Pasal 76B jo Pasal 77B Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak (perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2002), dan/atau Pasal 307 KUHP dan/atau Pasal 305 KUHP.

Sementara, polisi memastikan, bayi yang dibuang oleh HAA dan MR itu dalam keadaan sehat. 

Kapolsek Cakung Kompol Widodo mengatakan, bayi laki-laki tersebut saat ini masih menjalani perawatan medis dan berada di bawah pengawasan Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Timur.

"Saat ini bayi masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit dan pengawasan Suku Dinas Sosial," ujar Widodo.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Megapolitan
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Megapolitan
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Megapolitan
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Megapolitan
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Megapolitan
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Megapolitan
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Megapolitan
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Megapolitan
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
Megapolitan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Megapolitan
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
Megapolitan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Megapolitan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Megapolitan
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Megapolitan
Petisi Tolak Pecat Kompol Cosmas Capai Ratusan Ribu Tanda Tangan, Ini Kata Kompolnas
Petisi Tolak Pecat Kompol Cosmas Capai Ratusan Ribu Tanda Tangan, Ini Kata Kompolnas
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau