Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah PPSU Bekerja 24 Jam Usai Demo, Capek dan Tanggung Jawab Menyatu

Kompas.com - 05/09/2025, 05:30 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Muhammad Isa Bustomi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seusai bubaran massa aksi damai Aliansi BEM SI di depan Gedung DPR RI, Kamis (4/9/2025) malam, pasukan oranye justru tampak sigap membersihkan sisa-sisa kericuhan dan sampah yang tertinggal.

Mereka hadir secara berkelompok, sekitar 7–10 orang, lengkap dengan perlengkapan menyapu dan mengangkut sampah.

Pasukan oranye atau Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) langsung menyebar, menyapu jalanan hingga sudut terdekat gerbang DPR.

Salah seorang petugas PPSU, Bibir, menceritakan pekerjaan belakangan ini terasa lebih melelahkan daripada biasanya.

Baca juga: Ketika Kuas PPSU Menyapu Amarah, Coretan di Depan DPR Kian Memudar

“Ya rasa capeknya ada, tanggung jawabnya juga ada, menyatu begitulah,” ujar Bibir di lokasi.

Meski sampah dan debu menjadi pemandangan sehari-hari, Bibir mengakui beban dan jam kerja kini berlipat-lipat.

Pembagian sif kerja

Pembagian sif kerja menjadi kesempatan untuk istirahat sejenak sebelum kembali beraksi.

“(Ya pas demo kayak sekarang) jadi kerja ekstra banget, ada sampai 24 jam meski itu juga ada sif,” katanya.

Tak hanya itu, Bibir menegaskan tidak ada titik khusus yang harus dibersihkan. Semua area di kelurahan tempatnya bertugas menjadi tanggung jawabnya.

“Semuanya ya kita muter, kalau saya kan Kelurahan Glora (disusurin). Kadang kalau enggak kuat, ada perbantuan dari DLH atau tim pelangi,” jelasnya.

Baca juga: PPSU Bersihkan Tembok Depan DPR di Tengah Demo 1 September 2025

Meski letih, Bibir berharap kondisi negara segera kondusif dan tuntutan pedemo didengar.

“Semoga yang diminta oleh masyarakat bisa segera didengar dan dipenuhi,” kata Bibir.

“Dan kalau bisa nih, pedemo pas dateng bersih, lalu pulang juga harus dibersihin. Jadi jangan ditinggal gitu saja (lokasi aksi),” sambungnya.

Aksi damai mahasiswa

Pada Kamis (4/9/2025), aksi damai digelar oleh mahasiswa dari berbagai kampus yang tergabung dalam Aliansi BEM SI dengan tajuk “Selamatkan Indonesia”, membawa 13 tuntutan.

Perwakilan BEM SI, Eko Prayogo, menyebut tuntutan tersebut berbeda secara spesifik, tapi secara garis besar sejalan dengan 17+8 Tuntutan Rakyat yang ramai di media sosial.

Baca juga: Tak Ada Shift, Besok Seluruh PPSU Jakarta Dikerahkan Bersihkan Sisa Demo

Berikut 13 tuntutan aksi tersebut:

  1. Turunkan tunjangan DPR sekarang juga
  2. Sahkan RUU Perampasan Aset
  3. Reformasi total Polri dan DPR
  4. Bebaskan segera kawan-kawan kami
  5. Mengecam keras tindak represif aparat
  6. Evaluasi total Kabinet Merah Putih
  7. Reformasi UU Peradilan Militer
  8. RUU KUHAP harus berpihak pada rakyat
  9. Adili aparat pembunuh rakyat
  10. Tuntut 19 juta lapangan pekerjaan
  11. Sejahterakan guru dan dosen
  12. Tolak 5 batalion dan peradilan militer di UNRI
  13. Tolak dwifungsi jabatan di pemerintahan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Halte Jaga Jakarta Menyimpan Luka dan Harapan Warga Kota
Halte Jaga Jakarta Menyimpan Luka dan Harapan Warga Kota
Megapolitan
Ini Pendapat Warga Jika Pemerintah Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat
Ini Pendapat Warga Jika Pemerintah Penuhi 17+8 Tuntutan Rakyat
Megapolitan
Revisi Tunjangan DPRD Jakarta Masih Digodok, Dewan: Kalau Cepat-cepat, Salah Lagi
Revisi Tunjangan DPRD Jakarta Masih Digodok, Dewan: Kalau Cepat-cepat, Salah Lagi
Megapolitan
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Megapolitan
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Megapolitan
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Megapolitan
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Megapolitan
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Megapolitan
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Megapolitan
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Megapolitan
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Megapolitan
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Megapolitan
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
Megapolitan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Megapolitan
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau