Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Perpusnas, Pustakawan Punya Prinsip Tak Tertulis: Tidak Boleh Bilang "Tidak Tahu"

Kompas.com - 17/09/2025, 15:38 WIB
Ruby Rachmadina,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Di balik meja layanan informasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), para pustakawan tidak sekadar duduk menunggu pengunjung datang.

Mereka selalu siap menjawab beragam pertanyaan yang bisa datang dari siapa saja—mulai dari mahasiswa yang mencari metodologi penelitian skripsi, guru yang membutuhkan bahan ajar, peneliti sejarah, hingga anak sekolah yang ingin tahu lebih banyak tentang tokoh nasional.

Ada prinsip tak tertulis yang menjadi pegangan di ruang layanan itu, pustakawan tidak boleh mengatakan “tidak tahu”.

Baca juga: Inginkan Ruang Kumpul Bermanfaat bagi Pemuda, Duo Pustakawan Bangun Taman Baca Perigi

“Di sini ada jargon yang selalu kami pegang, pustakawan tidak boleh bilang tidak tahu,” ujar Pustakawan sekaligus Ketua Tim Kerja Layanan Informasi Perpusnas RI, Sutrilastio, saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (17/9/2025).

Prinsip sederhana ini sesungguhnya mengandung tanggung jawab besar. Alih-alih memberi jawaban singkat yang membuat pengunjung pulang dengan kecewa, pustakawan berupaya mencarikan referensi yang dibutuhkan.

Jika koleksi tidak tersedia di rak, mereka akan merujuk ke database digital. Bila informasi belum juga ditemukan di sistem internal, pustakawan mencarikan alternatif sumber lain yang relevan, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Kalau koleksinya tidak ada, kami tetap harus mencarikan rujukan lain yang valid dan legal. Jadi pemustaka tidak pulang dengan tangan kosong,” ucap Tio, sapaan akrab Sutrilastio.

Menurut Tio, pustakawan dituntut menjadi pembelajar sepanjang hayat. Mereka tidak hanya menjaga buku, tetapi juga harus terus memperbarui diri agar mampu mengimbangi laju perkembangan teknologi informasi.

Baca juga: Pustakawan Kampung Buku Cibubur Buktikan Taman Baca Tetap Relevan di Era Digital

Dengan begitu, pustakawan bisa tetap menjadi rujukan terpercaya di tengah derasnya arus informasi di internet yang kerap simpang siur.

“Teknologi tidak bisa dihindari, tapi kualitas layanan pustakawan harus lebih baik,” katanya.

Peran pustakawan pun semakin penting. Mereka bukan sekadar penjaga koleksi, melainkan pemandu yang memastikan pengunjung pulang dengan pengetahuan yang benar. Untuk menjaga kualitas layanan, Perpusnas rutin menyelenggarakan pelatihan.

Deputi Bidang Pengembangan Bahan Perpustakaan dan Jasa Informasi Perpusnas RI Suharyanto menuturkan, Perpusnas mendorong pustakawan terus berkembang dan belajar.

“Bahkan kami nanti ada pendidikan yang namanya Etika Layanan. Pelatihan untuk teman-teman pustakawan itu di Oktober nanti, bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat),” kata Suharyanto.

Menurut dia, pelatihan ini penting agar pustakawan tidak cepat puas dengan kemampuan yang ada.

Baca juga: Kisah Pustakawan Edi, Bangun Taman Baca Kampung Buku demi Tingkatkan Literasi

“Saya sebagai pimpinan selalu bicara ke teman-teman, tidak boleh puas, harus terus belajar meningkatkan kompetensinya,” ujarnya.

Dengan semangat itu, Perpusnas ingin memastikan pustakawan tetap menjadi wajah layanan publik yang andal, mampu menjawab pertanyaan siapa saja, kapan saja, tanpa pernah berkata, “tidak tahu.”

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Program Pemutihan Pajak di Samsat Ciputat Capai 300.000 Kendaraan
Program Pemutihan Pajak di Samsat Ciputat Capai 300.000 Kendaraan
Megapolitan
Pencari Kerja Padati Job Fair Disabilitas di Taman Ismail Marzuki
Pencari Kerja Padati Job Fair Disabilitas di Taman Ismail Marzuki
Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku yang Bacok Dua Korban Saat Tawuran di Depok
Polisi Tangkap Tiga Pelaku yang Bacok Dua Korban Saat Tawuran di Depok
Megapolitan
Kapolda Metro Beri Penghargaan ke Ojol yang Gagalkan Pencurian Motor di Cakung
Kapolda Metro Beri Penghargaan ke Ojol yang Gagalkan Pencurian Motor di Cakung
Megapolitan
Dikelilingi Kompleks Perumahan Elite, Warga Gang Kelinci Puluhan Tahun BAB di Kali
Dikelilingi Kompleks Perumahan Elite, Warga Gang Kelinci Puluhan Tahun BAB di Kali
Megapolitan
Hari Keempat, Banjir Masih Rendam Jati Padang Imbas Tanggul Baswedan Jebol
Hari Keempat, Banjir Masih Rendam Jati Padang Imbas Tanggul Baswedan Jebol
Megapolitan
Naik KRL hingga MRT Kini Bisa Pakai QRIS, Cukup dengan Tap Ponsel
Naik KRL hingga MRT Kini Bisa Pakai QRIS, Cukup dengan Tap Ponsel
Megapolitan
Ganggu Laju Bus dan Membahayakan, Masyarakat Dilarang Lari di Jalur Transjakarta
Ganggu Laju Bus dan Membahayakan, Masyarakat Dilarang Lari di Jalur Transjakarta
Megapolitan
Ironi Warga Gang Kelinci Kemanggisan, Masih Buang Air Besar di Kali
Ironi Warga Gang Kelinci Kemanggisan, Masih Buang Air Besar di Kali
Megapolitan
Bau yang Tak Pernah Hilang dari Rorotan...
Bau yang Tak Pernah Hilang dari Rorotan...
Megapolitan
Transjakarta Sesalkan Peserta Lari Masuk Jalur Busway: Berbahaya, Merugikan Pelanggan
Transjakarta Sesalkan Peserta Lari Masuk Jalur Busway: Berbahaya, Merugikan Pelanggan
Megapolitan
Atasi Macet dan Parkir Minim, Konektivitas JIS–Ancol Perlu Dipercepat
Atasi Macet dan Parkir Minim, Konektivitas JIS–Ancol Perlu Dipercepat
Megapolitan
Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung Akan Diresmikan 15 November 2025
Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung Akan Diresmikan 15 November 2025
Megapolitan
20 Anak Sakit Akibat Uji Coba RDF Rorotan, Warga Desak Audiensi dengan Pramono
20 Anak Sakit Akibat Uji Coba RDF Rorotan, Warga Desak Audiensi dengan Pramono
Megapolitan
Penyebab Sopir Angkot Protes dan Mikrotrans JAK41 Berhenti Sementara
Penyebab Sopir Angkot Protes dan Mikrotrans JAK41 Berhenti Sementara
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat