Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Imam Gunadi mengatakan, katalis utama datang dari ekspektasi pelonggaran moneter The Fed, ditopang inflasi domestik yang terkendali dan momentum perbaikan sektor manufaktur.
"Penguatan pekan ini terjadi setelah ada tekanan terhadap IHSG pada pekan lalu yang lebih banyak dipicu faktor politik domestik," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (8/9/2025).
Ia menambahkan, faktor tersebut tercermin dari koreksi intraday lebih dari 3,5 persen di awal pekan disertai outflow asing yang lebih dari Rp 2 triliun.
Namun demikian, fundamental makro domestik pada pekan lalu relatif solid.
Inflasi Agustus tercatat 2,31 persen secara tahunan (yoy). Hasil tersebut masih dalam rangka target BI sekitar 2,5 persen ±1 persen,
"Menandakan daya beli tetap terjaga," ungkap Imam.
Di sisi lain, PMI Manufaktur kembali ke area ekspansif (51,5) setelah empat bulan kontraksi, yang menjadi sinyal awal pemulihan aktivitas produksi.
Lebih lanjut, Imam menyebut, fokus pasar modal minggu ini akan tertuju pada rilis CPI AS dengan konsensus: 2,9 persen secara tahunan (yoy) yang menjadi kunci sebelum Federal Open Meeting Commitee (FOMC) pada 17 September 2025.
Tak hanya itu, pasar juga akan mengamati data inflasi China dengan konsensus deflasi 0,2 persen secara tahunan (yoy).
Sementara itu, kenaikan yield JGB tenor 30Y menambah layer risiko global karena berpotensi membalik arah carry trade.
"Sehingga arus modal keluar dari EM perlu diantisipasi," tutup dia.
https://money.kompas.com/read/2025/09/08/073311626/proyeksi-ihsg-pekan-ini-ditopang-proyeksi-penurunan-suku-bunga-dan-inflasi