Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos BI Ungkap 3 Alasan Penurunan Suku Bunga BI

Kompas.com - 21/05/2025, 16:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) membeberkan alasan suku bunga diturunkan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Mei 2025 sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, ada tiga alasan BI rate diturunkan, yaitu inflasi yang masih rendah dan terkendali, untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Inilah kenapa kami turunkan suku bunga BI rate 25 basis point," kata Perry saat konferensi pers RDG BI, Rabu (21/5/2025).

Baca juga: BI Rate Turun Jadi 5,50 Persen

Dia memaparkan, inflasi pada April 2025 sebesar 1,95 persen atau masih terkendali dalam sasaran BI sebesar 1,5–3,5 persen.

Rinciannya, inflasi inti tetap terkendali sebesar 2,50 persen, inflasi kelompok volatile food tercatat sebesar 0,64 persen, dan inflasi administered prices sebesar 1,25 persen.

Dengan inflasi yang masih rendah ini, maka BI memiliki lebih banyak ruang untuk menurunkan BI rate tanpa khawatir inflasi terdorong terlalu tinggi.

"Akhir tahun ini kami perkirakan inflasi itu kemungkinan sekitar 2,6 persen, jadi rendah," kata dia.

Kedua, penurunan suku bunga BI juga mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah agar tetap terjaga sesuai dengan fundamentalnya.

Meski penurunan suku bunga berpotensi menurunkan nilai tukar rupiah, tapi BI melihat tekanan terhadap rupiah telah mereda karena selama sebulan terakhir rupiah menguat hingga turun ke bawah Rp 16.500 per dollar AS.

BI mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Mei 2025 (hingga 20 Mei 2025) menguat sebesar 1,13 persen point to point dibandingkan dengan posisi akhir April 2025.

Baca juga: BI Rate Diprediksi Turun, Ini Faktor Pendorongnya

Rupiah juga cenderung menguat dibandingkan dengan kelompok mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia dan kelompok mata uang negara maju di luar dollar AS.

"Secara keseluruhan, pergerakan rupiah berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian. Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah," ucapnya.

Ketiga, BI juga mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi saat ini yang mengalami penurunan pertumbuhan. Sehingga dibutuhkan penurunan suku bunga BI untuk menstimulus ekonomi.

Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi terkontraksi pada kuartal I 2025 menjadi 4,87 persen, turun 0,98 persen dibandingkan Kuartal I 2024 yang mencapai 5,11 persen.

"Kita melihat pertumbuhan ekonomi setelah Kuartal I lebih rendah dari Kuartal IV 2024, 4,87 persen Kuartal 1 dan 5,02 persen Kuartal IV. Oleh karena itu BI juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tentu saja pertimbangan inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil dan cenderung menguat," tuturnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau