Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bitcoin Lengser dari Level Tertinggi, Apa yang Harus Dilakukan Investor?

Kompas.com - 31/05/2025, 20:12 WIB
Suparjo Ramalan ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan pasar dengan posisi harga yang tengah berada di titik krusial setelah mencatat rekor tertinggi baru di level 111.900 dollar AS beberapa waktu lalu, namun kini mengalami koreksi ke posisi 105.000 dollar AS.

Koreksi terjadi di tengah meningkatnya tekanan jual yang dipicu oleh aksi ambil untung dan kekhawatiran pasar terhadap data ekonomi makro global, khususnya inflasi Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed.

Kapitalisasi pasar kripto global juga mengalami tekanan, tercatat turun lebih dari 1,7 persen dalam 24 jam terakhir.

Baca juga: 93 Persen Bitcoin Sudah Ditambang, Ini Artinya

Kapitalisasi pasar aset kripto global saat ini sebesar 3,32 triliun dollar AS, menurun 1,97 persen dalam 24 jam terakhir, dengan volume perdagangan harian mencapai 145,13 miliar dollar AS.

Menanggapi hal ini, Vice President Indodax Antony Kusuma menilai, fluktuasi merupakan bagian dari dinamika pasar kripto yang reaktif terhadap sentimen global.

Ketika harga menyentuh titik tertinggi historis, wajar bila terjadi aksi ambil untung.

“Namun penting untuk dipahami bahwa koreksi jangka pendek tidak selalu mencerminkan pelemahan fundamental Bitcoin,” ujar Antony melalui keterangan pers, Sabtu (31/5/2025).

Dia menjelaskan bahwa dalam siklus pasar kripto, pergerakan tajam baik naik maupun turun sering kali membuka peluang strategis bagi investor yang disiplin dan memiliki perspektif jangka panjang.

“Para investor untuk memanfaatkan momentum ini sebagai waktu evaluasi ulang portofolio, apakah sudah sesuai dengan profil risiko, dan apakah strategi yang dijalankan sudah mempertimbangkan aspek manajemen risiko. Di tengah kondisi seperti ini, pendekatan rasional, bukan emosional, adalah kunci,” paparnya.

Level harga antara 100.000 dollar AS hingga 104.000 dollar AS saat ini menjadi area yang banyak dipantau oleh investor, karena dianggap sebagai zona akumulasi potensial.

Jika tekanan jual berlanjut dan harga menyentuh level ini, ada potensi rebound yang bisa terjadi. Kondisi pasar saat ini menuntut kewaspadaan lebih tinggi.

Investor disarankan menggunakan fitur-fitur pengelolaan risiko seperti setop-loss, take-profit, dan diversifikasi portofolio untuk meminimalisir potensi kerugian.

“Pasar kripto bersifat sangat dinamis dan tidak selalu bergerak dalam garis lurus. Dalam kondisi seperti ini, bukan hanya pemahaman teknis yang dibutuhkan, tapi juga ketenangan berpikir dan kesiapan mental dari setiap investor. Penting bagi kita untuk melihat pasar secara menyeluruh, memahami konteksnya, dan tidak terjebak pada kondisi jangka pendek,” beber dia.

Baca juga: Perusahaan Keluarga Trump Bakal Borong Bitcoin Senilai Rp 40,75 Triliun, Ini Tujuannya

Antony menekankan pentingnya peningkatan literasi dan kedewasaan dalam menghadapi fluktuasi pasar.

Dia menyebut kepanikan justru sering muncul karena kurangnya pemahaman mendalam terhadap siklus pasar dan nilai fundamental aset digital itu sendiri.

“Koreksi harga bukan semata-mata sinyal negatif. Dalam banyak kasus, justru menjadi titik refleksi dan peluang untuk masuk ke pasar secara lebih terukur. Investor yang memiliki pandangan jangka panjang dan disiplin dalam strategi umumnya akan lebih siap menghadapi kondisi ini,” ucapnya.

Dia mencatat sejarah Bitcoin menunjukkan bahwa koreksi adalah bagian dari perjalanannya sebagai aset yang terus berkembang.

“Volatilitas memang tidak bisa dihindari, tapi bila didekati dengan perspektif yang tepat, justru bisa menjadi ruang belajar dan penempaan karakter sebagai investor,” lanjut Antony.

Baca juga: Robert Kiyosaki: 0,01 Bitcoin Bisa Membuat Kamu Sangat Kaya...

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau