JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten produsen cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) melaporkan kinerja keuangan semester I 2025 yang terkoreksi secara nominal akibat dinamika perdagangan global.
Sepanjang Januari–Juni 2025, MARK membukukan pendapatan sebesar Rp 380,8 miliar, turun
16,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 455,4 miliar.
Laba bersih MARK juga mengalami koreksi sebesar 10,8 persen menjadi Rp 131,3 miliar dari Rp 147,2 miliar pada semester I 2024.
Baca juga: MARK Tebar Dividen Rp 266 Miliar atau Rp 70 Per Saham
Penurunan penjualan pada semester I 2025 terutama disebabkan perlambatan permintaan atas produk cetakan sarung tangan, seiring dengan sikap wait and see dari para pelaku industri global yang masih menunggu kejelasan terkait kebijakan tarif impor baru dari pemerintah Amerika Serikat.
Meskipun MARK tidak mengekspor langsung ke pasar AS, ketidakpastian ini berdampak pada beberapa pelanggan utama di negara mitra dagang seperti Malaysia, China dan Thailand, sehingga turut memengaruhi volume pesanan dan memicu konsolidasi sementara di industri sarung tangan global.
Kendati mengalami tekanan dari sisi pendapatan, MARK menjaga margin keuntungan. Gross Margin tercatat sebesar 51,2 persen, menurun dari 52,5 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara itu, margin operasional naik menjadi 42,4 persen dari 41,3 persen dan Net Margin tumbuh menjadi 34,5 persen dari 32,3 persen di semester I 2024.
Baca juga: Perang Dagang, Produsen Cetakan Sarung Tangan MARK Diversifikasi Negara
Selain itu, beban penjualan turun 36,5 persen menjadi Rp 5,4 miliar, sedangkan beban umum dan administrasi turun 34,5 persen menjadi Rp 28 miliar.
"Kinerja yang ditunjukkan pada semester I memperlihatkan bahwa fundamental perseroan tetap kokoh, dengan laba operasional sebesar Rp 161,5 miliar dan laba sebelum pajak sebesar Rp 167,8 miliar," kata Direktur Utama MARK Ridwan Goh dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7/2025).
Melihat kondisi keuangan yang solid, imbuh perseroan, MARK terbuka untuk kembali membagikan dividen interim kepada pemegang saham, sebagaimana telah dilakukan pada tahun sebelumnya, sejalan dengan komitmen untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
“Meski terdampak tidak langsung dari perang tarif AS, yang mengakibatkan permintaan cetakan sarung tangan menurun di beberapa negara perusahaan tetap mencatat pertumbuhan margin laba bersih, ini mencerminkan ketahanan model bisnis dan strategi diversifikasi negara ekspor yang kami terapkan,” ujar Ridwan.
Baca juga: Kinerja Keuangan 2024 Positif, MARK Buka Peluang Naikkan Dividen
Sebagai strategi pertumbuhan ke depan, imbuh Ridwan, MARK secara aktif memperluas jangkauan ke negara-negara dengan potensi permintaan besar seperti China dan India.
Kedua negara tersebut saat ini tengah mengembangkan industri sarung tangan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.
"Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan bisnis dan membuka pasar baru yang lebih stabil dari sisi regulasi perdagangan internasional," tutur Ridwan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini