JAKARTA, KOMPAS.com - Perum Bulog mengakui penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) masih minim saat ini.
Penyaluran baru mencapai 16.742 ton dari target 1,3 juta ton di tahun ini.
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan, salah satu penyebab masih rendahnya penyaluran beras SPHP adalah terkendala penggunaan aplikasi bernama Klik SPHP.
Lantaran, para pedagang atau pengecer beras masih kesulitan menggunakan aplikasi tersebut karena tidak terbiasa memakai gadget.
Baca juga: Zulhas Minta Bulog Percepat Gelontor Beras SPHP ke Pasar
Terlebih, masih banyak gadget pedagang yang memiliki teknologi terbatas.
"Memang, karena semua ini menggunakan aplikasi (Klik SPHP), kan tidak semuanya langsung bisa cepat. Mohon maaf, kan perlu sosialisasi, teman-teman pengecer di pasar kan sudah sepuh-sepuh, handphone-nya masih jadul, sehingga enggak ada handphone Android dan sebagainya,” ujarnya di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Kendati begitu, dia memastikan Bulog terus membantu pedagang untuk bisa mengakses aplikasi Klik SPHP.
Para pegawai Bulog di berbagai daerah pun dikerahkan untuk melakukan sosialisasi kepada pedagang maupun pengecer.
“Jadi pengecer-pengecer itu harus mengikuti aturan SPHP. Terdaftar, kemudian bisa pesan di situ juga. Kalau sudah terdaftar bisa pesan per pengecer itu maksimal 2 ton. Kalau kurang juga boleh, sesuai dengan kemampuan dari masing-masing pengecer. Karena pengecer kemampuannya beda-beda,” papar dia.
Di sisi lain, Rizal juga memastikan pihaknya terus membantu pedagang atau pengecer untuk mendapatkan beras SPHP guna mempercepat penyaluran. Salah satunya dengan memanfaatkan gudang Bulog yang ada di setiap wilayah untuk ikut menjual beras SPHP.
“Namanya kita jualan terbatas, sampai kita nih, gudang-gudang Bulog yang ada di wilayah itu juga jualan, operasi pasar, bawa truk sampai ke pasar-pasar,” ucap Rizal.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan meminta Perum Bulog mempercepat penyaluran beras SPHP ke pasaran. Sebab, penyaluran beras murah ini dirasa masih sedikit dibandingkan alokasi yang disiapkan untuk operasi pasar.
"Kita meminta agar Bulog mempercepat operasi pasarnya, yang SPHP," ucap dia.
Bulog memang telah ditugaskan untuk menggelontorkan beras SPHP ke pasaran secara bertahap hingga akhir tahun.
Namun, saat ini penyalurannya masih terbatas melalui bazar-bazar pangan murah.
Zulhas pun meminta penyaluran beras SPHP ke depannya tidak hanya mengandalkan bazar, tetapi langsung masuk ke tata niaga pasar.
Ia pun berharap penyaluran beras SPHP bisa meningkat menjadi 7.000-10.000 ton per hari dari saat ini sebanyak 2.500 ton per hari.
"Kalau kita masuknya itu melalui bazar, itu lambat sekali. Masuk ke pasar, karena pasar yang instrumen yang sudah terbiasa tata niaga beras. Jadi pasar itu harus menjadi tempat untuk penyaluran SPHP itu," kata Zulhas.
Baca juga: Beras Langka di Ritel Modern, Mentan: Konsumen Lari ke Pasar Tradisional
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini