Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom INDEF: Stabilitas Ekonomi Butuh Empati dan Keadilan Hukum

Kompas.com - 02/09/2025, 19:00 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com — Gelombang demonstrasi yang terjadi di sejumlah daerah dinilai bukan semata soal politik.

Ekonom senior INDEF, Aviliani, menyebut inti masalahnya ada pada stabilitas ekonomi yang rapuh karena pemerintah tidak mampu menunjukkan empati dan keadilan.

“Banyak kebijakan pemerintah seolah-olah Indonesia ini baik-baik saja. Orang punya image, dalam kondisi gini kok enggak ada empatinya. Itu sangat menyinggung,” kata Aviliani dalam perbincangan di Filonomics Podcast Kompas.com.

Baca juga: Kemarahan Publik Berakar di Kesenjangan Ekonomi, Bukan Hanya karena Tunjangan DPR dan Pajak

Menurutnya, akar kegelisahan publik berasal dari penghasilan yang turun, kelas menengah bawah yang tidak terjangkau bantuan sosial, hingga kebijakan fiskal yang tidak jelas komunikasinya.

“Sudah daya beli turun, pajak lagi mau dikejar-kejar. Ditambah DPR berbahagia karena tunjangan naik. Publik melihat tidak ada ruang untuk berdiskusi,” ujarnya.

Aviliani menekankan, stabilitas ekonomi hanya mungkin tercapai bila ada tiga syarat. Pertama, pemerintah fokus pada penciptaan lapangan kerja.

Kedua, komunikasi publik yang jelas agar masyarakat tidak panik. Ketiga, aparat hukum harus berperilaku adil.

“Aparat hukum ini mulai harus mampu untuk tidak hanya mengendalikan diri, tapi juga berperilaku terhadap masyarakat bahwa mereka adalah bagian yang mengayomi. Kalau hukum tebang pilih, masyarakat makin muak. Itu bisa jadi pemicu instabilitas,” tegasnya.

Baca juga: PDIP dan Gerindra Kompak Minta Tunjangan Perumahan DPR Disetop

Dari sisi pasar, dampak aksi demonstrasi sudah terlihat.

Sebagai informasi, nilai kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia sempat susut Rp 195 triliun dalam sehari saat demonstrasi besar berlangsung.

Halaman:


Terkini Lainnya
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Menhub Lantik Teuku Faisal Fathani Jadi Kepala BMKG, Dorong Sinergi Transportasi dan Informasi Cuaca Nasional
Ekbis
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Apa Itu ETF Emas dan Manfaatnya untuk Investor?
Cuan
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau