JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia mencatat kenaikan peringkat dalam laporan State of the Global Islamic Economy Report (SGIER) 2024-2025.
Berdasarkan laporan tersebut, Indonesia kini menempati posisi ketiga dunia dengan skor 99,9, naik 19,8 poin dibandingkan tahun sebelumnya.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, meskipun Malaysia masih mempertahankan posisi pertama dengan skor 165,1, diikuti Arab Saudi di peringkat kedua dengan 100,9 poin.
"Kenaikan peringkat Indonesia didorong oleh peningkatan kinerja di beberapa subsektor ekonomi halal," katanya dalam Konferensi Pers Capaian Kementerian Perindustrian dalam 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran pada Senin (20/10/2025).
Baca juga: Bidik Ekspor Produk Halal Dunia, Kemendag Genjot Akses ke Pasar OKI
Peringkat selanjutnya, Uni Emirat Arab dan Bahrain melengkapi posisi lima besar dengan skor masing-masing 95,8 dan 81,9.
Pada sektor modest fashion atau busana muslim, Indonesia berhasil menempati peringkat pertama dunia, mengungguli Malaysia, Italia, Turki, dan Singapura.
Selain itu, pada kategori farmasi dan kosmetik halal, Indonesia berada di posisi kedua setelah Malaysia, sedangkan untuk sektor makanan halal, Indonesia menempati posisi keempat dunia.
Saat ini ada 140.944 perusahaan industri halal di Indonesia.
Sektor makanan halal mendominasi dengan 130.111 industri, disusul minuman halal 10.383 industri, serta farmasi dan obat 1.633 industri.
Adapun laporan SGIER menilai performa negara berdasarkan lima komponen utama, yakni aspek finansial, regulasi halal, kesadaran masyarakat, faktor sosial, dan inovasi.
Capaian ini menunjukkan bahwa industri halal Indonesia terus mengalami penguatan, baik dari sisi kualitas produk, sistem sertifikasi, maupun daya saing di pasar global.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang pada 2023 mencatat konsumsi umat Muslim di enam sektor ekonomi syariah menembus 2,43 triliun dollar AS. Proyeksi pada 2028 mencapai 3,36 triliun dollar AS.
Konsumsi rumah tangga Indonesia sendiri tercatat Rp 3.226,1 triliun pada semester II-2025.
Angka itu ditopang oleh jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, yakni 245,97 juta jiwa.
“Ini adalah modal utama kita, sehingga Indonesia bukan hanya sekadar pasar, tetapi juga harus menjadi produsen dan pemain utama industri halal global,” kata Agus saat membuka Industrial Festival dan Halal Indo 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (25/9/2025).
Baca juga: BPJPH Proses 7.500 Sertifikasi Halal untuk SPPG Program Makan Bergizi Gratis
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang