Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Melonjak Gila-Gilaan, Apakah Anda Harus Ikut Beli Sekarang?

Kompas.com - 22/10/2025, 06:13 WIB
Aprillia Ika

Editor

Sumber CNBC, Reuters

KOMPAS.com – Harga emas dunia menembus rekor baru 4.000 dollar AS per ons atau sekitar Rp 66 juta (kurs Rp 16.500 per dollar AS) pada awal Oktober 2025 ini. Kenaikan tajam ini memperpanjang reli logam mulia yang telah melonjak 54 persen sepanjang tahun ini, menandai kinerja tahunan terbaik sejak 1979.

Kenaikan harga emas mencerminkan meningkatnya kekhawatiran investor terhadap prospek ekonomi global. Dalam situasi ketidakpastian atau tekanan pasar, emas kerap menjadi pelarian karena dianggap mampu menjaga nilai aset.

“Emas bisa berperan dalam portofolio dengan memberikan diversifikasi dari saham dan obligasi tradisional,” kata Rob Haworth, Senior Investment Strategy Director di U.S. Bank Wealth Management, dikutip dari Reuters. 

Menurut Haworth, melemahnya nilai dollar AS turut mendorong lonjakan harga emas. Kondisi itu membuat emas menjadi lebih murah bagi pembeli internasional.

Selain itu, langkah bank sentral China yang terus menambah cadangan emas sambil mengurangi kepemilikan surat berharga Amerika Serikat ikut memperkuat permintaan.

Baca juga: Harga Emas Dunia Tembus 4.000 Dollar AS Per Troy Ons, Begini Cara Hitung ke Rupiah Per Gram

Lonjakan harga juga tercermin pada minat terhadap reksa dana berbasis emas atau exchange-traded funds (ETF). Berdasarkan data World Gold Council, produk investasi ini mencatatkan pembelian tertinggi sepanjang sejarah pada September lalu.

Blair duQuesnay, Chartered Financial Analyst sekaligus perencana keuangan bersertifikat, menilai ETF berbasis emas merupakan cara paling mudah untuk berinvestasi di logam mulia karena efisien dan likuid. 

“ETF berbasis emas adalah cara paling likuid, efisien dari sisi pajak, dan berbiaya rendah untuk berinvestasi di emas,” ujarnya kepada CNBC.

Baca juga: Penyebab Harga Emas Naik Lagi: Ketidakpastian Perundingan AS-China

Beli Emas Saat Harga Naik Gila-gilaan? Ini Saran Ray Dalio Cs

Ray Dalio, pemilik perusahaan Bridgewater AssociatesKOMPAS.com/DESY KRISTI YANTI Ray Dalio, pemilik perusahaan Bridgewater Associates
Meski demikian, para analis mengingatkan agar porsi investasi emas tetap dibatasi.

Mayoritas penasihat keuangan menyarankan alokasi maksimal 5 persen dari total portofolio, sedangkan pendiri Bridgewater, Ray Dalio, bersikap lebih agresif dengan porsi hingga 15 persen saat pasar bergejolak.

Dalio memandang emas sebagai lindung nilai terhadap menurunnya kepercayaan terhadap uang dan pasar.

“Emas adalah satu-satunya aset yang bisa Anda pegang tanpa harus bergantung pada pihak lain untuk membayar Anda,” kata Dalio.

Baca juga: Emas Naik Tak Terbendung, Investor Disarankan Realisasikan Keuntungan

Namun, Haworth menegaskan bahwa emas bukanlah instrumen utama investasi karena tidak menghasilkan pendapatan atau laba.

“Risikonya, ketika harga berhenti naik, investor akan terjebak dengan aset yang tidak menghasilkan apa pun,” ujarnya.

Ia menambahkan, pergerakan harga emas juga bergantung pada arah nilai tukar dollar AS.

“Jika ekonomi Amerika Serikat tetap kuat, penguatan dollar bisa membatasi kenaikan harga emas,” kata Haworth.

Baca juga: Harga Emas Diproyeksi Masih Bakal Naik, Ini Penyebabnya

Sementara itu, Bill Shafransky, perencana keuangan di Moneco Advisors, mengingatkan agar investor tidak terlalu terpikat oleh reli emas yang luar biasa.

“Menempatkan terlalu banyak portofolio di emas bisa berbalik merugikan,” ujarnya. “Namun tidak ada salahnya menempatkan 2 hingga 5 persen, terutama jika itu membuat Anda tidur lebih nyenyak di malam hari.”

Baca juga: Mau Jual Perhiasan Emas Demi Cuan? Perhatikan Ini Dulu

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Harga Batu Bara Melemah Tipis, Emas dan Kobalt Menguat di Awal November
Harga Batu Bara Melemah Tipis, Emas dan Kobalt Menguat di Awal November
Ekbis
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekbis
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Ekbis
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
Ekbis
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Ekbis
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
Ekbis
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Ekbis
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Ekbis
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Keuangan
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Ekbis
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Energi
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
Ekbis
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Ekbis
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Belanja
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Industri
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau