AMBON, KOMPAS.com - Di sela-sela agenda kunjungan Menteri PPN/Bappenas Rachmat Pambudy ke Maluku, pihak Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) menyampaikan sejumlah pekerjaan rumah yang patut dibenahi di Pulau Banda Neira.
Kepala Dinas Pariwisata Malteng, Angki Wattimena mengakui bahwa akses ke Banda Neira masih terbatas. Begitu pun dengan akses air bersih dan penanganan sampah di sana.
"Kalau di Banda banyak pulau pulau kecil ya, kita liat aksesibilitas. Bandara di Banda landasan pacunya pendek. Perlu ditambah agar bisa diakses pesawat besar," kata Wattimena kepada Kompas.com setelah penyerahan masterplan pengembangan Banda Naira di Kantor Gubernur Maluku, Senin (16/6/2025).
Baca juga: Banda Neira Masuk Prioritas Nasional, Mentri PPN Serahkan Masterplan ke Gubernur Maluku
Saat ini, runway di Banda hanya sekitar 900 meter. Menurutnya, sudah ada pembicaraan dengan Kementerian Perhubungan agar ada perluasan area bandara serta menambah panjang landasan pacu sehingga dapat diakses tidak hanya oleh pesawat jenis ATR.
Begitu pun dengan moda transportasi laut yang perlu ditambah.
Sebagai lokasi wisata di Maluku, masalah transportasi di Banda Neira menjadi hal mendasar yang harus diperhatikan Pemerintah kabupaten.
"Soal transportasi dengan Kementerian Perhubungan, sudah kami sampaikan. Bandara akan diperpanjang, yang saya dengar itu rencana diperpanjang harus dikoordinasikan dengan Perhubungan saya rasa kalo cuma segini itu kurang," ujarnya.
Baca juga: Aneka Paket Wisata #DiIndonesiaAja Travel Fair 2023, Banda Neira Rp 2,4 Jutaan
Terhitung sejak Desember 2024 hingga Juni, tercatat ada 57.000 kunjungan turis dalam dan luar negeri di Banda.
Soal air bersih dan pengolahan sampah, Angki mengatakan bahwa pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Malteng.
Banda belum memiliki tempat pembuangan akhir (TPA). Padahal, jumlah kunjungan wisata yang terus meningkat memberi sumbangan sampah besar di Pulau Rempah itu.
Dia menjamin akan terus berkoordinasi untuk menghadirkan TPA di Banda sebagai salah satu solusi permasalahan sampah di sana.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini