DEMAK, KOMPAS.com – Seorang ayah berinisial ENC (31), warga Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, tega menganiaya anak kandungnya yang masih berusia 5 tahun, AUH.
Tindakan keji itu dilakukan karena sang istri tidak mengangkat telepon.
Tak hanya memukul berulang kali, ENC bahkan memaksa anaknya meminum air dari kloset dan air cucian kaki dari tempat ibadah.
Aksi tersebut sengaja direkam ENC untuk mengancam istrinya, lalu disebarluaskan hingga viral di media sosial Instagram.
“(Video) yang dibagikan pelaku ini, tidak lain orang tuanya, dia juga di salah satu tempat dia disuruh minum air cucian kaki di salah satu tempat ibadah,” ujar Kasatreskrim Polres Demak AKP Kuseni dalam konferensi pers, Senin (4/8/2025).
Baca juga: Paksa Anak 5 Tahun Minum Air Kloset, Ayah di Demak Rekam Aksinya untuk Ancam Istri
Meski ENC berdomisili di Demak, aksi penganiayaan terjadi di wilayah Jepara, tepatnya pada Senin (21/7/2025).
Peristiwa bermula pada Rabu (16/7/2025), ketika ENC pamit kepada istrinya hendak pergi ke Semarang untuk membelikan jajan anaknya. Namun ia tak kembali ke rumah.
Menurut polisi, pelaku merasa sakit hati karena istrinya kerap mendiamkannya saat di rumah. Kemarahan itu kemudian dilampiaskan kepada sang anak.
“Ini terjadi ketika si pelaku menghubungi istrinya, tidak lain istri korban. Sehingga pelampiasannya si anak,” lanjut Kuseni.
Setelah menerima laporan, Satreskrim Polres Demak bergerak cepat dan berhasil menangkap ENC di Jepara, saat masih berada bersama anaknya.
Dari penangkapan tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk dua gelas plastik yang digunakan untuk mengambil air kloset dan air cucian kaki.
Baca juga: Viral Video Ayah di Demak Paksa Anak Minum Air Kloset, Pelaku Diperiksa
Atas perbuatannya, ENC dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun penjara atau denda hingga Rp72 juta.
Kuseni menegaskan bahwa tindakan keji itu dilakukan dalam keadaan sadar. “Setelah kami periksakan, dokter menyatakan tidak ada gangguan kejiwaan,” tukasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini