BLORA, KOMPAS.com - Sekitar 100 warga Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kabupaten Blora, Jawa Tengaj, berkumpul di sebuah punden dekat sumur minyak ilegal yang terbakar pada Kamis (21/8/2025) petang.
Mereka melaksanakan tradisi nyadran Jumat Legi sekaligus berdoa bersama agar kobaran api dapat segera padam.
Kepala Desa Gandu, Iwan Sucipto, menyatakan bahwa kebakaran sumur minyak ilegal tersebut merupakan musibah yang dirasakan oleh semua pihak.
"Ini musibah, kita semua sudah merasakan akibatnya," ungkapnya di hadapan para warga.
Baca juga: Hari ke-5 Kebakaran Sumur Minyak Ilegal di Blora, Api Mulai Mengecil tapi Belum Padam
Iwan menjelaskan bahwa kebakaran yang terjadi di area permukiman warga ini menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat.
Tiga warga dilaporkan menjadi korban jiwa akibat insiden tersebut.
"Ini pembelajaran kita semua," kata dia.
Ia juga menambahkan bahwa sumur minyak yang terbakar masih mengeluarkan limbah yang mengalir ke selokan.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya melakukan berbagai cara untuk memastikan limbah minyak di dekat pemukiman warga agar steril dan tidak ada lagi minyak yang meluber.
"Kita berdoa bersama semoga ini segera teratasi," terangnya.
Baca juga: Limbah Minyak Sumur Ilegal di Blora Mengalir ke Selokan, Warga Khawatir Cemari Sawah
Lebih lanjut, Iwan mengimbau agar jika ada rencana pengeboran sumur minyak di masa depan, hal tersebut dapat didiskusikan secara bersama dan tidak mengikuti ego pribadi masing-masing.
Kebakaran sumur minyak ilegal ini terjadi sejak Minggu (17/8/2025) lalu.
Akibat kebakaran tersebut, tiga warga meninggal dunia, dua orang dirawat di rumah sakit, dan ratusan warga terpaksa mengungsi dari rumah mereka.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini