KOMPAS.com - Di tengah keterbatasan masa pandemi Covid-19 pada 2020, Azarina Janita mencari cara untuk tetap produktif.
Dari ruang tamu rumahnya di Kota Lampung, ia mulai membuat dan menjual scrunchie atau ikat rambut berbahan kain secara daring.
Saat itu, permintaan datang silih berganti, dan dari situlah lahir brand Hi Paipe.
Siapa sangka, empat tahun kemudian, Hi Paipe tak hanya dikenal di dalam negeri, tetapi juga menembus pasar luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
“Awalnya cuma jual scrunchie aja, tapi lama-lama keluar produk tas,” ujar Azarina saat menjaga tenant Hi Paipe di Livin Fest Bandung, Jumat (24/10/2025).
Baca juga: Kisah Anak Nelayan dari Aceh: Sempat Putus Sekolah, Kini Jadi Guru Besar Filsafat Islam Klasik
Salah satu inovasi yang dikembangkan Azarina adalah Gumi Pop Bag, produk yang kini menjadi ikon Hi Paipe.
Tas ini tampil dengan warna pastel lembut, desain modern dan multifungsi, cocok bagi generasi muda yang menyukai gaya simpel namun stylish.
“Dia bisa jadi sling bag, bisa jadi tote bag gitu. Bentuknya memang segitiga gitu,” jelasnya sambil menunjukkan satu model andalan yang paling laris di pasaran.
Tas berukuran sedang itu mudah dibawa ke kampus, nongkrong, atau traveling. Tak heran, tenant Hi Paipe di Livin Fest ramai dikunjungi para Gen Z yang berburu keychain dan pop bag lucu dengan desain kekinian.
Baca juga: 17 Tahun Tanpa Asap: Kisah Guru di Cirebon Menggerakkan Energi Masa Depan dengan Motor Listrik
Seiring meningkatnya permintaan, Azarina tak lagi bisa memproduksi semuanya sendiri. Kini, ia bekerja sama dengan konveksi lokal untuk memenuhi pesanan.
“Setelah lima tahun berproduksi, Hi Paipe sekarang pakai konveksi. Karena tiap kali ready stock, permintaan tinggi banget,” ujarnya.
Sekali produksi, Hi Paipe bisa menyiapkan 120 tas Gumi Pop Bag, dan stok itu biasanya langsung habis diburu pembeli.
“Biasanya 120 untuk tas aja. Jadi pas di sini ready stock, banyak followers yang datang untuk beli tanpa harus rebutan,” katanya.
Untuk event Livin Fest Bandung 2025, Hi Paipe menyiapkan 60 tas. Namun di hari kedua saja, sebagian besar sudah laku terjual.
Ia mengungkapkan, setiap bulannya, stok ratusan tas bisa terjual habis.
Hi Paipe kini mulai mengirim produk ke luar negeri, terutama Malaysia dan Singapura, melalui platform jual beli online.
Semua transaksi dilakukan cashless, memanfaatkan sistem pembayaran digital yang efisien dan aman.
“Sekarang udah sampai ke Malaysia dan Singapura juga. Masih pakai platform online dan pembayaran juga cashless,” tuturnya.
Langkah ini bukan hanya memperluas pasar, tetapi juga membuktikan bahwa UMKM lokal bisa menembus pasar global dengan kreativitas dan konsistensi.
Hi Paipe merupakan satu dari 150 tenant yang ada di Livin Fest Bandung 2025.
Selama 23-26 Oktober 2025, mereka menghadirkan lebih dari 150 tenant nasional dari berbagai sektor, mulai dari kuliner, fesyen, wastra kriya, kecantikan, otomotif, properti hingga gaya hidup terkini.
Selain di Bandung, kegiatan serupa digelar di kota besar lainnya seperti Jakarta, Medan, Palembang, Surabaya, Denpasar, Makassar, Balikpapan, Semarang, dan Jayapura.
Regional CEO Region VI / Jawa Barat Nila Mayta Dwi Rihandjani mengatakan, melalui Livin’ Fest, Bank Mandiri membangun ekosistem kolaboratif yang mempertemukan pelaku usaha lokal dengan pasar yang lebih luas.
Itu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi produktif yang berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan memperluas akses layanan finansial.
“Livin’ Fest bukan sekadar festival, tetapi wadah kolaborasi yang mempertemukan UMKM, pelaku industri kreatif, dan mitra usaha nasional dalam satu ekosistem,” tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang