Shutdown AS Berlarut, Ribuan Penerbangan Ditunda dan Petugas Bandara Belum Digaji

KOMPAS.com - Kekacauan penerbangan di Amerika Serikat (AS) kembali mencuri perhatian dunia. Lebih dari 7.000 penerbangan mengalami penundaan dan ratusan lainnya dibatalkan seiring berlarutnya shutdown pemerintah AS yang kini memasuki hampir satu bulan.

Situasi ini kian diperburuk dengan kondisi cuaca ekstrem akibat Badai Melissa yang menghantam sejumlah wilayah.

Tak hanya itu, ribuan petugas bandara AS termasuk pengatur lalu lintas udara dan petugas keamanan masih bekerja tanpa gaji.

Akibatnya, saat ini bandara-bandara besar di seluruh Amerika Serikat menghadapi antrean panjang.

Baca juga: Turun Peringkat, Kekuatan Paspor AS Tak Lagi Masuk 10 Besar, Posisi ke Berapa?

Lebih dari 7.000 penerbangan ditunda

Krisis perjalanan udara ini terjadi karena shutdown AS belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Berdasarkan pantauan KOMPAS.com pada laman pelacakan penerbangan FlightAware, pada Senin (27/10/2025) total penerbangan yang ditunda di bandara Amerika Serikat sebanyak 7.092, bahkan pada akhir pekan hari Minggu (26/10) lalu lebih dari 8.000 penerbangan ditunda.

Melansir Reuters, Administrasi Penerbangan Federal atau Federal Aviation Administration (FAA) mengakui bahwa kekurangan tenaga pengatur lalulintas udara menjadi penyebabnya.

Akibatnya, penundaan penerbangan terjadi di beberapa bandara besar seperti Bandara Newark di New Jersey, Bandara Austin di Texas, dan Bandara Internasional Dallas Fort Worth.

Baca juga: AS Cabut Visa Enam Orang, Diduga Karena Rayakan Kematian Charlie Kirk

Ribuan petugas bekerja tanpa gaji

Sekitar 13.000 petugas pengontrol lalu lintas udara dan 50.000 petugas Administrasi Keamanan Transportasi saat ini bekerja tanpa gaji.

Seorang pejabat dari Departemen Transportasi AS menyebutkan, sebanyak 44 persen penundaan penerbangan di hari Minggu (26/10) terjadi karena tidak hadirnya petugas kontrol lalu lintas.

Sementara itu, mengutip USA Today, Menteri Perhubungan Sean Duffy menerangkan bahwa Sabtu (25/10) lalu merupakan kekurangan staf tertinggi selama AS shutdown. Beberapa staf mengalami kelelahan dan sakit.

Sean menambahkan, beberapa petugas bandara saat ini mengambil pekerjaan sampingan untuk tetap bertahan hidup.

Baca juga: Cerita Turis AS Gagal Liburan ke Bali karena Halaman Paspornya Penuh