KOMPAS.com - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengingatkan bahwa di lingkungan Sekolah Rakyat SD, SMP hingga SMA sederajat tidak boleh sampai terjadi tindakan perundungan atau bullying.
Gus Ipul, sapaan karibnya, mengatakan bullying masuk dalam tiga dosa besar pendidikan dan harus dihindari.
“Pertama, tidak boleh ada perundungan dari siapapun kepada siapapun. Kedua, tidak boleh ada kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. Ketiga, tidak boleh ada intoleransi. Kalau ada tanda-tanda, segera laporkan dan tindaklanjuti, jangan dianggap enteng,” kata Mensos kala memberi arahan kepada tenaga kependidikan Sekolah Rakyat pada Selasa (2/9/2025), dilansir Antaranews, Sabtu (6/9/2025).
Baca juga: Siswa Sekolah Rakyat Akan Diajarkan Wirausaha, Storytelling dan Personal Branding
Mensos meminta kepala sekolah, wali asrama, dan wali asuh di seluruh sekolah menjalankan perannya dengan empati, kesabaran, dan keteladanan.
Terlebih karena Sekolah Rakyat masih dalam tahap rintisan sehingga berpotensi menghadapi banyak tantangan.
“Saya ingin bapak ibu semua bekerja dengan hati, meningkatkan kemampuan, dan yang paling penting adalah sabar. Mari kita selesaikan masalah dengan kolaborasi, koordinasi, disiplin, dan musyawarah,” ujarnya berpesan.
Salah satu wali asuh, Silvia dari SRMP 28 Pasuruan berbagi pengalamkan. Dia mengungkapkan wilayahnya mengalami kekurangan jumlah pendamping, padahal jumlah siswa mencapai 50 anak.
Baca juga: Hasil Tes Bakat Murid Sekolah Rakyat, Mayoritas Bidang Sosial, Sains dan Teknologi
Menanggapi hal itu, Mensos memastikan semua masukan telah dicatat lalu kebutuhan sumber daya manusia maupun sarana prasarana akan dipenuhi secara bertahap.
“Jangan khawatir, gaji dan tunjangan pun pasti diterima sesuai ketentuan,” kata Mensos.
Selain itu, jam kerja wali asrama dan wali asuh juga sedang diatur agar lebih baik.
Menurutnya, wali asrama dan wali asuh bukan sekadar pengawas melainkan figur keluarga di sekolah.
“Sekolah Rakyat adalah rumah kedua bagi siswa. Jangan sampai anak-anak merasa sendiri. Mereka harus merasa dicintai dan diperhatikan, bukan sekadar ditampung,” ujar Saifullah Yusuf.
Baca juga: Mahasiswa Diundang ke Istana Negara, Minta 17+8 Tuntutan Rakyat Diselesaikan
Saifullah berujar pemerintah tengah berupaya keras agar hak-hak para tenaga kependidikan tetap terpenuhi.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini