Sebelum memiliki banyak variasi produk olahan kentang dan sistem pengolahan berkelanjutan, Marwan mengatakan, kering kentang miliknya hanya dijual di warung dekat rumah.
"Kami mulai 2017. Produknya dikemas pakai plastik transparan, diikat di tali dan dijual ke warung, sederhana banget lah," kata Marwan.
Marwan menuturkan, dirinya bersama istri mulai mencoba mengikuti pendaftaran UMKM di Kota Bogor untuk mengembangkan usahanya.
"Si Cemplon ini awalnya sampingan dari bisnis lain, bisnis perlengkapan tidur waktu itu. Sayangnya karena omzetnya terus turun, jadi tambah susut. Akhirnya istri saya menginisiasi untuk bikin produk seperti ini, akhirnya fokus juga di sini dan prospeknya ternyata bagus," tutur Marwan.
Setelah resmi terdaftar sebagai UMKM di bawah naungan Dinas Koperasi dan Dinas Perindustrian Kota Bogor, keduanya aktif mengikuti pelatihan terkait pemasaran dan pengolahan produk.
"Istri saya akhirnya fokus cari market di luar. Sampai akhirnya ketemu salah satu e-commerce, ikut pelatihan macam-macam. Akhirnya dapat banyak hal di situ termasuk pemasaran, untuk sampai saat ini, omzet sekitar 70 persen itu sebenarnya dari online," kata Marwan.
Baca juga:
Tidak hanya penjualan via online, si Cemplon juga dijual di beberapa swalayan lokal serta toko oleh-oleh di Bogor dan Jakarta. Bahkan, produk olahan kentang ini juga berhasil masuk pasar Singapura.
"Kami aktif di media sosial. Banyak orang yang suka dan tertarik dengan konsep produk ini hingga salah satu investor menawarkan masuk ke retail dia," kata Marwan.
"Setelah dikenal luas sama masyarakat dan beberapa retail, alhamdulillah kami juga masuk ke warung indonesia di Singapura," tambahnya.
Kini, si Cemplon memiliki enam varian produk olahan kentang, yakni Kering Kentang Rasa Gurih Udang Non MSG, Kering Kentang Keju Bakar Non MSG Pedas, Kering Kentang Panggang Non MSG Rasa Seafood Pedas,dan Teri Kentang Non MSG Rasa Seafood Pedas.
Serta varian Kering Kentang Non MSG Rasa Seafood dan Keripik Kulit Kentang NON MSG Rasa Seafood Pedas yang dijual seharga Rp 23.000 hingga Rp 25.000 per kemasan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di siniView this post on Instagram