Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaya Kandungan Gizi, Mengapa Nasi Jagung Tidak Sepopuler Nasi Putih?

Kompas.com - 08/06/2024, 07:53 WIB
Krisda Tiofani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memiliki banyak opsi bahan pangan, termasuk sumber karbohidrat, yang sejauh ini masih didominasi dengan konsumsi nasi putih.

Nasi putih biasa dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Indonesia dan negara lain, khususnya di Asia.

Padahal, bila dilihat dari kandungan gizinya, nutrisi nasi putih tak sekaya jenis nasi jagung.

Seperti namanya, nasi jagung diproduksi dari jagung utuh, sebelum dikonsumsi layaknya nasi putih biasa.

Namun, sejauh ini, nasi jagung belum banyak dijadikan karbohidrat utama oleh orang Indonesia.

Baca juga: 3 Cara Masak dan Simpan Beras Jagung, Tidak Perlu Dicuci

Ilustrasi nasi jagung untuk tumpeng perayaan 17 Agustus. DOK.SHUTTERSTOCK/MSutanto Ilustrasi nasi jagung untuk tumpeng perayaan 17 Agustus.

Terkait hal itu, Ketua LPPM Universitas Soedirman, Prof. Dr. Ir. Elly Tugiyanti, M.P., IPU., ASEAN Eng menjawab hal ini.

Menurutnya, bentuk nasi jagung tidak lazim sehingga kebanyakan orang enggan mengonsumsinya.

"Rasa nasi jagung juga memiliki rasa beda daripada nasi putih," ujar Elly dalam diskusi “Inovasi Diversifikasi Nasi Jagung dan Nasi Singkong Dailymeal sebagai Solusi Sehat Untuk Diabetes” di Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Sementara itu Vice President Marketing PT. Hoki Distribusi Niaga (Dailymeal), Amar Ramdani menambahkan alasan lain.

Menurut Amar, cara memasak nasi jagung umumnya tidak semudah nasi putih yang bisa dimasak di rice cooker.

"Banyak orang juga terbiasa makan jagung atau singkong terpisah. Merasa aneh kalau dicampur dengan sayur," kata Amar.

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Teknologi pangan

PT Hoki Distribusi Niaga (Topikoki Group) melalui merek Dailymeal meluncurkan produk nasi jagung dan nasi singkong bebas gula dan tinggi seratKompas.com/Krisda Tiofani PT Hoki Distribusi Niaga (Topikoki Group) melalui merek Dailymeal meluncurkan produk nasi jagung dan nasi singkong bebas gula dan tinggi serat

Perbedaan rasa, bentuk, dan tekstur nasi jagung dengan nasi putih menjadi tantangan menghadirkan opsi beras analog.

Beras analog merupakan sumber karbohidrat yang dibuat dari bahan selain padi, seperti porang, singkong, dan jagung.

Untungnya, Elly mengatakan, perkembangan teknologi pangan membantu nasi jagung lebih modern.

"Nasi jagung sudah ada dari dahulu, tetapi ya kenapa tidak sepopuler itu karena rasanya berbeda dengan nasi putih," tutur dia. 

Saat ini, inovasi membuat nasi jagung perlahan muncul di pasaran. Nasi jagung tak lagi berbentuk besar dan kasar.

Bentuk nasi jagung sudah menyerupai nasi putih. Dimasak praktis dan bisa dikonsumsi dengan aneka lauk pauk.

 Baca juga:

Kandungan gizi nasi jagung

Kandungan gizi nasi jagung unggul dari beberapa nutrisi bila dibandingkan dengan nasi putih.

Sorotan utamanya berada pada jumlah serat dan antioksidan yang terkandung dalam nasi jagung.

Dokter spesialis gizi Mayapada Hospital, dr. Mulianah Daya yang juga hadir dalam diskusi ini, menjelaskan jumlah serat nasi jagung.

Setiap 100 gram nasi jagung mengandung tujuh gram serat. Lima kali lipat lebih banyak daripada nasi putih dengan kandungan 0,2 gram serat per 100 gram.

Ia juga menjelaskan, nasi jagung mengandung antioksidan tinggi yang dapat membantu memperbaiki retinopati diabetik pada pengidap diabetes.

Baca juga: Nasi Jagung Baru di Pasaran, Aman untuk Pengidap Diabetes 

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau