KOMPAS.com - Pada momen Idul Adha, masyarakat Muslim di seluruh dunia merayakan dengan menyembelih hewan kurban dan mengolah dagingnya menjadi berbagai hidangan lezat.
Dua jenis daging merah yang paling umum dikonsumsi saat perayaan ini adalah daging sapi dan daging kambing.
Keduanya merupakan sumber protein hewani yang kaya nutrisi, namun sering menimbulkan dilema bagi mereka yang peduli terhadap kesehatan, terutama terkait dengan kadar kolesterol dan lemak.
Baca juga: 5 Makanan Penurun Kolesterol setelah Santap Daging Kambing
Meski sama-sama berpotensi meningkatkan kadar kolesterol jika dikonsumsi berlebihan, daging kambing kerap dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat dibandingkan daging sapi. Hal ini bukan tanpa alasan.
Menurut Samuel Oetoro, seorang Dokter Spesialis Gizi Klinik dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi dan Mandaya Royal Hospital, kandungan nutrisi dasar dari kedua daging merah ini memang relatif mirip.
Namun, dari sisi kesehatan jangka panjang, daging kambing menunjukkan beberapa keunggulan penting.
Salah satu alasan utama mengapa daging kambing dinilai lebih sehat adalah karena kandungan kolesterolnya yang lebih rendah.
Dalam 100 gram daging kambing, terdapat sekitar 75 mg kolesterol, sementara jumlah yang sama pada daging sapi mengandung sekitar 90 mg kolesterol.
Perbedaan ini mungkin terlihat kecil, tetapi menjadi sangat berarti bagi mereka yang harus membatasi asupan kolesterol, terutama penderita atau berisiko tinggi terhadap penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Baca juga: 3 Beda Daging Kambing dan Domba, Terutama Rasa dan Tekstur
Menurut Samuel, asupan kolesterol harian tidak boleh melebihi 300 mg, dan bagi orang dengan kadar kolesterol borderline, batas ini bahkan hanya 200 mg per hari.
Oleh karena itu, memilih daging kambing bisa membantu menjaga kadar kolesterol tetap dalam batas aman.
Selain kolesterol, lemak jenuh juga menjadi perhatian penting dalam konsumsi daging merah. Daging kambing cenderung memiliki kadar lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging sapi.
Lemak jenuh berlebih dapat meningkatkan risiko obesitas, yang berujung pada berbagai penyakit kronis seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung.
Tak hanya itu, nilai kalori dalam daging kambing juga lebih rendah jika dibandingkan daging sapi.
Kalori yang berlebihan dari makanan, jika tidak dibakar melalui aktivitas fisik, akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak, yang kemudian memicu penambahan berat badan dan gangguan metabolik.