Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Minyak Goreng Curah vs Kemasan, Kenali Perbedaannya Sebelum Beli

Kompas.com - 05/08/2025, 06:31 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com - Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam rumah tangga, terutama untuk masyarakat Indonesia yang gemar mengolah makanan dengan cara digoreng.

Masyarakat tidak hanya menggunakan minyak goreng kemasan, melainkan goreng curah sebagai alternatif. Selain mudah ditemukan di pasar tradisional, harganya pun relatif lebih murah.

Namun, apakah kualitas minyak goreng curah setara dengan minyak goreng kemasan? Berikut perbedaan penting yang perlu diketahui.

Apa itu minyak goreng curah?

Minyak goreng curah adalah produk turunan dari minyak sawit yang telah melalui proses pemurnian (refining), pemutihan (bleaching), dan penghilangan bau (deodorizing).

Meski demikian, proses penyaringannya hanya dilakukan satu kali, berbeda dengan minyak kemasan yang umumnya mengalami dua kali penyaringan.

Baca juga: Waspada! Ini 4 Tanda Minyak Goreng Sudah Tak Layak Konsumsi

Akibatnya, minyak goreng curah memiliki kualitas yang lebih rendah, lebih mudah teroksidasi, dan cenderung cepat menjadi bau tengik.

Minyak ini dijual tanpa merek, tanpa label informasi gizi, dan dikemas seadanya dalam botol bekas atau kantong plastik yang kebersihannya tidak terjamin.

Distribusi minyak goreng curah pun terbilang sederhana, yakni dibawa dalam drum besar menggunakan mobil tangki, kemudian dijual secara eceran oleh pedagang di pasar tradisional.

Cara distribusi ini membuat minyak lebih mudah terpapar oksigen, cahaya, dan suhu tinggi, yang mempercepat proses oksidasi.

Risiko kesehatan dan kualitas minyak curah

Menurut standar SNI, salah satu indikator penting dalam menilai kualitas minyak goreng adalah bilangan peroksida, yang menunjukkan tingkat kerusakan akibat oksidasi.

Ilustrasi minyak goreng. SHUTTERSTOCK/ISEN STOCKER Ilustrasi minyak goreng.

Semakin tinggi angka peroksida, semakin tinggi pula tingkat kerusakan minyak, yang artinya minyak sudah tidak layak konsumsi karena berpotensi menimbulkan bau tengik dan bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus.

Minyak curah sering kali tidak memenuhi standar bilangan peroksida yang ditetapkan. Bahkan, ada risiko pencampuran dengan minyak jelantah yang sudah mengalami kerusakan dan tidak higienis.

Perbedaan minyak goreng curah dan kemasan

Dalam dunia industri, minyak goreng dibedakan menjadi tiga kategori utama:

Minyak curah

  • Penyaringan: 1 kali
  • Kemasan: Tidak berlabel, tidak higienis
  • Kualitas: Cepat tengik, mudah teroksidasi
  • Harga: Murah
  • Risiko: Tinggi, karena paparan udara dan pencampuran tidak terkontrol

Minyak goreng sederhana (kemasan biasa)

  • Penyaringan: 2 kali
  • Kemasan: Berlabel, informasi gizi tersedia
  • Kualitas: Lebih stabil dari curah, tapi tidak setinggi premium
  • Harga: Sedang
  • Risiko: Relatif aman jika disimpan dan digunakan dengan benar

Baca juga: 4 Cara Mudah Menjernihkan Minyak Goreng Kotor, Pakai Bahan Dapur Ini

Minyak goreng premium

  • Penyaringan: 2 kali atau lebih, ditambah teknologi tambahan
  • Kemasan: Higienis, kedap udara dan cahaya
  • Kualitas: Tinggi, tahan tengik lebih lama
  • Harga: Lebih mahal
  • Risiko: Rendah, aman untuk dikonsumsi harian

Jika kamu tetap memilih minyak curah karena keterbatasan biaya, pastikan untuk membeli dari penjual terpercaya, perhatikan warna, bau, dan jangan gunakan berulang kali.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau