KOMPAS.com - Indonesia merupakan negara maritim dan salah satu produsen perikanan terbesar di dunia. Namun sayangnya, tingkat konsumsi ikan di masyarakat terbilang masih rendah.
Direktur Pengolahan, Ditjen PDSPKP, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (KKP RI) Tri Aris Wibowo mengatakan saat salah satu kendalanya yaitu kurangnya kesadaran masyarakat akan tingginya kandungan gizi pada ikan.
“Kami melihat bahwa minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan sangat menjanjikan, namun di lapangan masih ditemukan berbagai tantangan seperti kurangnya kesadaran masyarakat akan tingginya kandungan gizi pada ikan," kata Aris.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam acara press conference peluncuran Royco Bumbu Kaldu Rasa Ikan di Senayan Park, pada Senin (22/9/2025).
Baca juga:
Selain itu, sambungnya, pola konsumsi masyarakat saat ini masih mengandalkan sumber protein hewani selain ikan.
Serta, katanya, masih ada anggapan bahwa ikan identik dengan rasa amis, adanya berbagai mitos yang menyudutkan konsumsi ikan, dan asumsi ikan sulit diolah. Alhasil menjadikan ikan kurang diminati masyarakat.
Aris memaparkan, berdasarkan data Susenas BPS, konsumsi ikan masyarakat Indonesia tertimbang pada tahun 2024 yakni sebesar 25,31 kilogram per kapita.
Adapun lima provinsi dengan tingkat konsumsi ikan tertinggi yaitu Papua Barat Daya (43,70 kilogram per kapita), Sulawesi Tenggara (43,38 kilogram per kapita), Sulawesi Utara (42,95 kilogram per kapita), Kalimantan Utara (40,69 kilogram per kapita), dan Kepulauan Bangka Belitung (40,05 kilogram per kapita).
Baca juga: 5 Cara Menghilangkan Bau Ikan di Minyak Goreng Bekas, Salah Satunya Pakai Serai
Data tersebut, katanya, menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap produk perikanan, dengan lima preferensi konsumen tertinggi yaitu pada komoditas tuna, cakalang dan tongkol (TCT), catfish, tilapia, kembung, dan bandeng.
Dalam kesempatan yang sama, Senior Brand Manager Royco Kinanti Rakayantias juga memaparkan bahwa dalam riset Menu Check Study oleh Kantar, ikan goreng menduduki posisi ketiga sebagai menu favorit masyarakat sehari-hari.
"Berdasasarkan survei Kantar, ikan goreng jadi masakan nomor tiga paling sering dimasak di Indonesia," kata Kinanti dalam acara press conference peluncuran Royco Bumbu Kaldu Rasa Ikan di Senayan Park, pada Senin (22/9/2025).
Baca juga: Cara Menggoreng Ikan Bandeng agar Tidak Meledak, Bebas Cipratan Minyak
Sajian Ikan Kembung Goreng Sambal Dabu Dabu ala Chef Firhan, dalam acara demo memasak, peluncuran Royco Bumbu Kaldu Rasa Ikan di Senayan Park, Senin (22/9/2025). Menurut pemaparan Aris, ada beragam faktor yang membuat tingkat konsumsi ikan di masyarakat Indonesia masih rendah.
Salah satunya yaitu adanya anggapan bahwa ikan merupakan bahan pangan yang sulit diolah.
Penyanyi sekaligus figur publik Inul Daratista menyambung, beberapa faktor kurangnya minat untuk mengolah ikan karena kurangnya pengetahuan terkait cara mengolah ikan.
Baca juga: Tips Memilih dan Menyimpan Ikan Teri Segar Agar Awet Lama
"Amis, kebanyakan itu biasanya, itu kendala buat ibu-ibu yang masak ikan itu kenapa kadang-kadang malas. Pertama mungkin cara pengolahannya mungkin kurang tau," kata Inul, Senin.
Menanggapi hal ini, Aris mengatakan bahwa sejak tahun 2004 KKP RI mencanangkan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan atau ‘Gemarikan’.
Program ini, katanya, bertujuan meningkatkan konsumsi ikan sebagai sumber pangan yang bergizi, sehat dan berkualitas. Khususnya untuk pemenuhan gizi anak dan pencegahan stunting g
"Kami mengajak kolaborasi lintas sektor agar bersama-sama memperkuat sektor kelautan dan perikanan dalam mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus pemenuhan gizi masyarakat,” sambung Aris.
Baca juga: Apa Cara Paling Sehat untuk Masak Ikan agar Gizinya Maksimal?
Sajian Ikan Palumara ala Chef Firhan, dalam acara demo memasak, peluncuran Royco Bumbu Kaldu Rasa Ikan di Senayan Park, Senin (22/9/2025). Menanggapi hal ini, Kinanti mengatakan saat ini Royco meluncurkan bumbu kaldu rasa ikan pertama di Indonesia untuk memudahkan penyajian olahan ikan.
"Dalam berinovasi, tentu kami memperhatikan kebutuhan keluarga Indonesia yang sangat dinamis. Kali ini, berangkat dari fakta bahwa masih ada banyak tantangan yang ditemui dalam mengolah dan mengonsumsi ikan, pertama kalinya di Indonesia Royco meluncurkan Royco Bumbu Kaldu Rasa Ikan," katanya.
Bumbu kaldu rasa ikan ini, sambungnya, dapat membantu para ibu menyajikan aneka olahan ikan, mulai dari olahan ikan goreng, ikan bakar, hingga olahan ikan berkuah.
Hadirnya bumbu kaldu rasa ikan ini, sambungnya, juga merupakan bentuk dukungan terhadap program ‘Gemarikan’.
Ia juga berharap Royco Bumbu Kaldu Rasa Ikan dapat diterima dengan baik sehingga menjadikan hidangan ikan sebagai primadona baru di meja makan keluarga Indonesia.
"Kalau masak ikan, bumbunya ya ikan," katanya.
Inul Daratista mengungkapkan penggunaan bumbu kaldu rasa ikan ini dapat mempermudah proses memasak di dapur.
"Nggak usah repot, semua menu ikan, mau yang digoreng, dibakar, atau dibuat sup, rasanya ikannya jadi lebih mantap dan amisnya benar-benar berkurang. Apalagi karena bisa dipakai untuk semua menu ikan, aku jadi tertantang untuk mengeksplorasi lebih banyak jenis masakan," kata Inul.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang