KOMPAS.com - Pulau Bali tidak pernah kekurangan untuk memanjakan para pengunjungnya. Bukan hanya melalui pantai-pantai eksotis saja, melainkan juga menyimpan pesona lain di ketinggian yang sejuk dan menenangkan yaitu Kintamani.
Bertempat di kawasan Kabupaten Bangli atau 61,3 kilometer dari Kota Denpasar ini, Kintamani dikenal dengan udara dingin pegunungan serta panorama Gunung Batur dan Danau Batur yang memanjakan mata.
Menyeruput kopi hangat di ketinggian sambil memandang siluet Gunung Batur menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.
Seiring berjalannya waktu kini banyak kafe di Kintamani yang menawarkan spot outdoor dengan pemandangan indah, cocok untuk berfoto atau sekadar bersantai.
Namun sebelum menikmati suasana santai di kafe-kafe tersebut, perjalanan dari Denpasar yang memakan waktu cukup panjang 1 jam 47 menit itu akan lebih nyaman jika diawali dengan kuliner yang mengenyangkan.
Kamu bisa menyantap beragam pilihan makanan halal di Ubud dan Bangli saat menuju Kintamani.
Kintamani, kawasan yang berada di Kabupaten Bangli, Bali ini menawarkan udara pegunungan yang sejuk, berpadu dengan pemandangan Gunung Batur yang gagah dan Danau Batur yang menenangkan.Perjalanan menuju Kintamani terasa kurang lengkap tanpa singgah untuk menikmati Nasi Ayam Kedewatan yang menjadi salah satu ikon kuliner Bali. Makanan legendaris tersebut dapat dijumpai di warung-warung sepanjang di Jalan Raya Kedewatan, Ubud, Gianyar.
Seporsi nasi hangat disajikan dengan aneka lauk ayam, mulai dari ayam suwir bumbu pedas, ayam goreng, hingga ayam betutu. Ditambah sate lilit, telur rebus, sayur, kacang goreng, sambal matah dan disiram kuah pedas yang harum rempah.
Nasi Ayam Kedawatan ini ramah bagi turis yang mencari makanan halal, sehingga menjadi pilihan tepat untuk mengisi energi sebelum melanjutkan perjalanan. Menikmati santapan lengkap dengan bumbu khas Bali membuat tubuh kembali bersemangat untuk menapaki jalur menanjak menuju Kintamani.
Usai makan, perjalanan dilanjutkan sekitar 30 menit menuju kawasan pegunungan. Jalan yang berkelok dengan pemandangan hutan dan perbukitan hijau membuat perjalanan terasa seperti bagian dari liburan itu sendiri.
Adapun Nasi Ayam Kedewatan salah satunya bisa disantap di Warung Mardika Nasi ayam Kedewatan Jalan Raya Kedewatan Ubud.
Kuliner khas Kintamani, Mujair Nyat-Nyat, makanan yang memanfaatkan ikan segar hasil budidaya masyarakat di sekitar Danau Batur yang proses memasaknya setengah matang terlebih dahulu, kemudian direbus bersama bumbu genep khas Bali.Setelah puas bersantai di kafe-kafe Kintamani dengan suguhan kopi hangat dan panorama pegunungan, perjalanan pulang ke Denpasar tidak lengkap tanpa mencicipi kuliner khas setempat, Mujair Nyat-Nyat.
Hidangan makanan yang memanfaatkan ikan mujair segar hasil budidaya masyarakat di sekitar Danau Batur. Proses memasaknya cukup unik.
Ikan dimasak setengah matang terlebih dahulu, kemudian direbus bersama bumbu genep khas Bali. Paduan aneka rempah yang kaya rasa, dengan kunyit yang memberi aroma harum dan warna keemasan sehingga kuahnya meresap sempurna.
Perpaduan tekstur ikan yang lembut dengan kuah bumbu yang gurih dan sedikit pedas membuat hidangan ini terasa istimewa. Biasanya disajikan bersama nasi hangat, plecing kangkung, sambal matah, dan jukut undis, menciptakan paduan rasa yang menggugah selera.
Untuk menyantap Mujair Nyat-nyat, kamu bisa mampir ke Warung Pak Bagong di Jalan Tirta Geduh, Bebalang Bangli
Seporsi Nasi Ayam Kedewatan dinikmati dengan harga mulai Rp 28.000 dan seekor Mujair Nyat-nyat lengkap dengan nasi dijual Rp 45.000. Sebuah angka yang terasa sepadan dengan cita rasa otentik sekaligus kehangatan tradisi yang tersaji dalam satu piring.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang