Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Rusia Tak Ingin Gencatan Senjata dengan Ukraina Saat Ini

Kompas.com - 02/12/2024, 22:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Alasan Rusia tak ingin gencatan senjata dengan Ukraina saat ini adalah karena yakin hal itu hanya akan dimanfaatkan Barat untuk memasok kembali senjata ke Kyiv.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Senin (2/12/2024) menuduh negara-negara Barat menginginkan gencatan senjata di Ukraina agar mereka dapat mempersenjatai Kyiv dengan senjata canggih.

Pembicaraan mengenai negosiasi gencatan senjata Rusia-Ukraina atau kesepakatan damai dalam konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun ini telah mengemuka setelah kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS 2024. 

Baca juga: Kata Rusia Setelah Bantu Suriah Hadapi Pemberontak di Aleppo, Idlib, dan Hama

"Barat mulai membicarakan gencatan senjata sebagai cara untuk memberi Ukraina jeda, dan memberi mereka kesempatan untuk sekali lagi memompa Ukraina dengan senjata-senjata jarak jauh modern,” kata Lavrov dalam sebuah pertemuan di Moskwa dengan Menlu Hongaria, Peter Szijjarto.

“Ini, tentu saja, bukanlah jalan menuju perdamaian,” tambahnya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Lavrov berbicara ketika Kanselir Jerman Olaf Scholz melakukan kunjungan mendadak ke Ibu Kota Ukraina, Kyiv, di mana ia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Scholz menjadi pemimpin besar Barat pertama yang mengadakan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Putin dalam lebih dari satu tahun terakhir pada bulan lalu.

Dalam kesempatan itu, ia mendesak Kremlin untuk terbuka untuk mencapai kesepakatan dengan Kyiv.

Putin sendiri telah secara terbuka menuntut agar Ukraina menyerahkan sebagian besar wilayahnya di bagian timur dan selatan sebagai prasyarat untuk menghentikan pertempuran.

Sedangkan Zelensky telah berulang kali mengesampingkan penyerahan wilayah untuk perdamaian selama konflik.

Baca juga: Presiden Filipina Khawatir Kapal Selam Rusia Ada di Lepas Pantainya

Ia pun mengatakan pada Minggu, bahwa negaranya membutuhkan jaminan keamanan dari NATO dan lebih banyak senjata untuk mempertahankan diri sebelum melakukan pembicaraan dengan Rusia.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau