Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Iran-Israel, Analis Sebut Trump "Diakali" Netanyahu

Kompas.com - 20/06/2025, 10:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Seorang analis Iran-Amerika menilai, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah "diakali" oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam kecamuk perang Iran-Israel.

Analis Iran-Amerika Negar Mortazavi mengatakan, berbagai pernyataan Trump selalu bertentangan selama perang yang menginjak hari kedelapan pada Jumat (20/6/2025).

Perubahan sikap presiden ini membuat pengamat berpendapat bahwa Trump mungkin tidak memiliki strategi atau tujuan akhir yang jelas.

Baca juga: Pesawat Kiamat Trump Terbang Jauh ke Ibu Kota AS, Pakai Kode Tak Biasa ORDER01

Sebaliknya, Trump malah ditarik ke dalam perang oleh Netanyahu, yang berupaya agar AS mau menyerang Iran selama puluhan tahun, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

"Saya bahkan tidak tahu apakah Presiden Trump tahu apa yang dia inginkan," kata Mortazavi kepada Al Jazeera.

Mortazavi menuturkan, Trump sempat mengeklaim dirinya sebagai presiden perdamaian dan berjanji akan mengakhiri konflik. 

Padahal, perang Rusia-Ukraina saja belum berakhir. Gaza juga semakin memanas.

"Dan dia membiarkan perang besar ketiga di Timur Tengah, yang tampak seperti perang penggantian rezim, dimulai di bawah kepemimpinannya. Jadi, dia mengatakan satu hal lalu dia melakukan hal lain," kata Mortazavi.

Baca juga: Trump Klaim Iran Ingin Negosiasi, Teheran Bantah: Kami Tak Pernah Berlutut di Gedung Putih

Berkebalikan

Ketika perang antara Iran dan Israel pecah pada Jumat (13/6/2025) pekan lalu, Trump mengeluarkan pernyataan-pernyataan mengenai Teheran dan Israel yang tampaknya saling berkebalikan.

Di awal, dia menyerukan agar perang segera diakhiri dan menyiratkan bahwa perdamaian akan datang sesegera mungkin.

Namun kemudian, dia melontarkan opsi bahwa membunuh Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei bisa menjadi opsi bagi AS, serta bergabung dalam kampanye bom Israel.

Dalam perkembangan terbaru, Gedung Putih mengatakan pada Kamis (19/6/2025) bahwa Trump akan mengambil keputusan apakah akan bergabung dalam perang dalam dua pekan ke depan.

Baca juga: Putin Ingin Mediasi Israel-Iran, Trump: Urusi Dulu Konflikmu Sendiri

Analisis lainnya adalah, Trump menggunakan retorika agresifnya terhadap Iran untuk memaksa Teheran setuju untuk sepenuhnya menyerahkan program nuklirnya.

Jika demikian, sejumlah ahli memperingatkan bahwa taktik tepi jurang tersebut dapat berubah menjadi perang total antara AS dan Iran.

Ribuan tentara AS di Timur Tengah dapat menjadi sasaran serangan rudal Iran. 

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau