Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gencatan Senjata" Trump-Elon Musk Tak Bertahan Sebulan, Muncul Konflik Baru

Kompas.com - 01/07/2025, 20:39 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – "Gencatan senjata" antara Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak bertahan lama, tidak sampai sebulan.

Perseteruan keduanya kembali mencuat usai Senat AS meloloskan pemungutan suara prosedural terhadap RUU pengeluaran "Big Beautiful Bill" yang didukung Trump, akhir pekan lalu.

Elon Musk menanggapi dengan serangkaian unggahan di platform X (sebelumnya Twitter) pada Senin (30/6/2025) dengan menyatakan, akan menggunakan sumber dayanya untuk menentang para anggota Partai Republik di Kongres yang mendukung RUU tersebut.

Baca juga: Elon Musk-Trump Ribut Lagi, CEO Tesla Ancam Gulingkan Anggota Kongres

Ia mengkritik keras isi RUU yang menurutnya berisiko menambah utang negara secara drastis.

“Setiap anggota Kongres yang berkampanye untuk mengurangi pengeluaran pemerintah dan kemudian langsung memilih peningkatan utang terbesar dalam sejarah harus malu!” tulis Musk, dikutip dari CNN.

“Mereka akan kalah dalam pemilihan pendahuluan tahun depan kalau itu hal terakhir yang saya lakukan di Bumi ini.”

Tak lama kemudian, Trump membalas. Lewat akun Truth Social, ia menyinggung besarnya subsidi pemerintah yang diterima oleh perusahaan-perusahaan milik Musk.

Trump bahkan menyarankan agar lembaga pengawas federal DOGE (Department of Government Efficiency) menyelidiki kontrak dan subsidi tersebut.

“Elon mungkin mendapatkan subsidi lebih banyak daripada manusia mana pun dalam sejarah... Mungkin kita harus meminta DOGE mencermati ini dengan saksama. UANG BESAR YANG HARUS DISELAMATKAN!!!” tulis Trump.

Kritik terhadap RUU "Big Beautiful Bill"

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan miliarder Elon Musk (kanan) saat berbicara di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, 14 Maret 2025. Trump dan Elon Musk belakangan ini bertikai sengit, diawali dengan perseteruan tentang RUU One Big Beautiful Act.AFP/ROBERTO SCHMIDT Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan miliarder Elon Musk (kanan) saat berbicara di Ruang Oval, Gedung Putih, Washington DC, 14 Maret 2025. Trump dan Elon Musk belakangan ini bertikai sengit, diawali dengan perseteruan tentang RUU One Big Beautiful Act.
RUU yang disebut Trump sebagai “Besar dan Indah” itu diperkirakan akan menambah defisit anggaran federal sebesar 3,3 triliun dollar AS (Rp 53,5 kuadriliun) dalam sepuluh tahun ke depan, menurut Kantor Anggaran Kongres.

RUU versi Senat tersebut bahkan lebih besar dibandingkan versi DPR yang "hanya" menambah defisit sebesar 2,4 triliun dollar AS (Rp 38,8 kuadriliun) dalam periode yang sama.

Gedung Putih tetap bersikeras bahwa RUU ini dapat memangkas defisit dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun, Elon Musk membantah klaim tersebut dan menyebut RUU itu akan menggagalkan upaya efisiensi yang tengah ia perjuangkan melalui inisiatif di DOGE.

Ia juga mengunggah gambar kampanye dengan wajah karakter Pinocchio dan tulisan “PEMBOHONG” sebagai sindiran terhadap para legislator yang memilih RUU tersebut.

Dalam unggahan lainnya, Musk menyebut orang-orang yang melanggar janji kampanye akan menjadi target kampanye besar-besaran pada pemilu pendahuluan mendatang.

Baca juga: Momen-momen Pemicu Keretakan Trump-Elon Musk, Dulu Kawan Kini Lawan

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau