Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gedung Pencakar Langit Mewah New York Dituding Sembunyikan Ribuan Retakan, Penghuni Gugat Rp 2,6 T

Kompas.com - 10/07/2025, 16:53 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber CNN

NEW YORK, KOMPAS.com — Para pemilik apartemen di 432 Park Avenue, gedung pencakar langit mewah di Manhattan, New York, melayangkan gugatan kepada pengembangnya, CIM Group.

Mereka menuduh perusahaan itu menyembunyikan cacat struktural serius, termasuk ribuan retakan besar di fasad gedung.

Dalam gugatan yang diajukan pada akhir April 2025 di pengadilan Negara Bagian New York, dewan kondominium menuntut ganti rugi lebih dari 165 juta dollar AS (sekitar Rp 2,6 triliun). Gugatan ini juga menyasar perusahaan arsitektur dan teknik yang terlibat dalam proyek pembangunan gedung tersebut.

Baca juga: Mesir Segera Punya Kota Baru dengan Gedung Pencakar Langit dan Kanal Air di Gurun

Gedung setinggi 1.396 kaki atau sekitar 425 meter itu rampung pada 2015. Dengan rasio tinggi dan lebar 15:1, gedung super ramping ini termasuk dalam deretan “menara pensil” di kawasan Billionaire's Row, Manhattan.

Untuk menahan terpaan angin, gedung ini dirancang dengan lantai kosong yang memungkinkan aliran udara, jangkar yang tertanam jauh ke dalam batuan dasar, serta peredam massa khusus yang bekerja seperti pendulum.

Pengembangnya, yaitu Harry Macklowe melalui perusahaannya McGraw Hudson Construction Corp, pernah menyebut 432 Park Avenue sebagai “gedung abad ke-21”, bahkan membandingkannya dengan Empire State Building.

Sejumlah nama tenar seperti penyanyi Jennifer Lopez dan pengusaha asal China, Ye Jianming, disebut-sebut membeli unit apartemen di sana dengan harga belasan juta dollar AS.

Namun, seiring waktu, para penghuni mengeluhkan berbagai masalah. Menurut dokumen gugatan, sejak 2017 telah terjadi lebih dari 20 kebocoran air.

Pada 2021, dewan kondominium mengajukan gugatan pertama yang mempersoalkan cacat seperti lift yang kerap rusak, efisiensi energi buruk, hingga suara bising dari saluran pembuangan sampah yang disebut terdengar “seperti bom”.

Gugatan terbaru menyebut fasad bangunan dipenuhi retakan, pengelupasan, hingga kerusakan lain.

Bahkan, menurut laporan CNN pada 15 Mei 2025, ada retakan sedalam 25 sentimeter di inti gedung. Kondisi ini memicu banjir dan mengikis baja pada kolom beton bertulang.

Dewan kondominium mengaku baru mengajukan gugatan tambahan setelah menemukan dugaan adanya upaya “bersekongkol” untuk menyembunyikan tingkat kerusakan tersebut.

Dalam pernyataan kepada CNN, CIM Group dan SLCE Architects, selaku arsitek proyek, membantah tegas tuduhan itu.

Keduanya tengah mengajukan permohonan pembatalan gugatan. Sementara, WSP, perusahaan teknik yang terlibat, menolak berkomentar, dan McGraw Hudson Construction Corp tidak menanggapi permintaan wawancara.

Baca juga: Detik-detik Gedung Pencakar Langit di Thailand Runtuh akibat Gempa Myanmar M 7,7

Gugatan juga menyoroti penggunaan beton putih pada fasad yang disebut sebagai material “eksperimental” dan umumnya hanya digunakan untuk estetika.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau