JOHOR BAHRU, KOMPAS.com - Seorang siswa kelas 6 sekolah dasar (SD) di Johor, Malaysia, meninggal dunia delapan jam setelah mengalami kecelakaan sepeda motor di kawasan Kluang, Senin (4/8/2025).
Korban yang berusia 12 tahun itu dilaporkan meninggal pada pukul 21.00 waktu setempat saat beristirahat di rumahnya di Johor Bahru.
Penyebab kematian diduga akibat cedera pada bagian perut, sebagaimana dilansir World of Buzz.
Baca juga: Bu Guru di India Ditangkap Usai Lakukan Kekerasan Seksual pada Siswa Laki-laki
Menurut keterangan polisi, saat di rumah, sang ayah mengecek kondisi anaknya. Akan tetapi, betapa terkejutnya dia bahwa anaknya tersebut telah meninggal.
Sang ayah kemudian melapor ke kantor polisi pada Selasa (5/8/2025) dini hari sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
"Kematian korban diketahui oleh ayahnya, yang kemudian membuat laporan di kantor polisi,” kata Kepala Polisi Distrik Kluang Asisten Komisaris Bahrin Mohd Noh.
Bahrin menjelaskan, korban merupakan siswa di Sekolah Kebangsaan Tiram Duku.
Baca juga: Panik Ada Ledakan, 29 Siswa Afrika Tengah Tewas Terinjak-injak
Saat kecelakaan terjadi, korban sedang mengendarai sepeda motor bersama-sama keluarganya menuju rumah pamannya di Jalan Tengah, Paloh, untuk melayat kerabat yang meninggal.
"Setibanya di lokasi, korban diduga kehilangan kendali atas sepeda motor yang dikendarainya, lalu tergelincir dan menabrak pembatas jalan di sebelah kanan," ujar Bahrin.
Setelah insiden tersebut, korban sempat dibawa ayahnya ke sebuah klinik swasta.
Baca juga: Penembakan Sekolah Austria: 8 Tewas, Pelaku Diduga Siswa
Namun, ketika dokter merujuknya ke RS Sultanah Aminah (HSA) di Johor Bahru untuk penanganan lebih lanjut, sang ayah korban menolak.
"Korban perlu dirujuk ke HSA untuk perawatan lebih lanjut, tetapi ayahnya menolak dan justru membawanya pulang ke rumah," kata Bahrin.
Saat ini, polisi masih menyelidiki insiden tersebut berdasarkan Pasal 41(1) Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 1987 Malaysia, yang mengatur tentang pelanggaran lalu lintas yang menyebabkan kematian.
Pihak berwenang belum mengungkap apakah ada tindakan hukum yang akan dikenakan terhadap orangtua korban atas keputusan menolak perawatan medis.
Baca juga: Siswa di Korea Selatan Tikam 3 Orang di Sekolah, 2 Terluka Parah
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini