GAZA, KOMPAS.com – Jurnalis Al Jazeera, Anas Al Sharif, meninggalkan pesan terakhir sebelum tewas dalam serangan udara Israel di Kota Gaza, Minggu (10/8/2025).
Pesan itu diunggah sesuai permintaannya di akun X miliknya setelah ia dinyatakan meninggal akibat serangan di tenda jurnalis dekat Rumah Sakit Al Shifa.
“Inilah wasiat dan pesan terakhir saya. Jika kata-kata ini sampai kepada Anda, ketahuilah bahwa Israel telah membunuh saya dan membungkam suara saya,” tulisnya, dikutip dari ABC News.
Baca juga: Serangan Israel Terbaru Tewaskan 2 Wartawan dan 2 Kameramen Al Jazeera
“Tuhan tahu saya telah mengerahkan segenap upaya dan kekuatan untuk menjadi pendukung dan suara rakyat, sejak saya membuka mata terhadap kehidupan di kamp pengungsi Jabalia,” lanjutnya.
Pesan tersebut ditutup dengan kalimat, “Jangan lupakan Gaza... Dan jangan lupakan saya dalam doa-doa kalian yang tulus memohon ampunan dan penerimaan.”
This is my will and my final message. If these words reach you, know that Israel has succeeded in killing me and silencing my voice. First, peace be upon you and Allah’s mercy and blessings.
Allah knows I gave every effort and all my strength to be a support and a voice for my…
— ??? ?????? Anas Al-Sharif (@AnasAlSharif0) August 10, 2025
Anas Al Sharif (28) dikenal sebagai salah satu koresponden Arab ternama yang melaporkan secara ekstensif dari Gaza utara.
Ia tewas bersama empat rekannya, yaitu Mohammed Qreiqeh, juru kamera Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, dan Moamen Aliwa.
Al Jazeera melaporkan seluruh tim liputannya di Kota Gaza meninggal ketika tenda jurnalis yang mereka tempati dibom Israel.
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa menyebut serangan tersebut sengaja menargetkan jurnalis.
Militer Israel mengeklaim Al Sharif adalah anggota Hamas yang menyamar sebagai jurnalis, tetapi tuduhan itu dibantah oleh Al Sharif semasa hidup maupun oleh Al Jazeera.
Pelapor Khusus PBB, Irene Khan, juga pernah menegaskan klaim Israel terhadap Al Sharif tidak berdasar.
Baca juga: Anas Al-Sharif dan 4 Jurnalis Al Jazeera Tewas dalam Serangan Israel
Beberapa minggu sebelumnya, Al Jazeera mengecam militer Israel atas kampanye hasutan terhadap para jurnalisnya di Gaza, khususnya Al Sharif.
“Kami menganggap hasutan ini sebagai upaya berbahaya untuk membenarkan penargetan para jurnalis di lapangan,” demikian bunyi pernyataan Al Jazeera.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) sebelumnya mengaku sangat khawatir atas ancaman terhadap Al Sharif, bahkan memprediksi adanya upaya pembunuhan.
CPJ mencatat sedikitnya 186 jurnalis dan pekerja media tewas di Gaza sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Tentara Israel Bunuh Diri 2 Hari Sebelum Kembali Bertugas di Gaza
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini