TEL AVIV, KOMPAS.com - Ribuan warga Israel turun ke jalan di Tel Aviv pada Sabtu (9/8/2025) untuk menyerukan penghentian perang di Gaza.
Aksi ini digelar sehari setelah pemerintah Israel berencana untuk memperluas perang dan merebut Kota Gaza.
Melansir AFP pada Minggu (10/8/2025), para demonstran mengangkat spanduk dan gambar para sandera yang masih ditahan di Gaza, menyerukan agar pemerintah Israel segera mengamankan pembebasan mereka.
Baca juga: Terkait Rencana Rebut Kota Gaza, Warga Israel Khawatirkan Nyawa Sandera
Jurnalis AFP yang meliput aksi tersebut memperkirakan jumlah peserta mencapai puluhan ribu, sementara kelompok yang mewakili keluarga sandera melaporkan jumlah demonstran sekitar 100.000 orang.
Pihak berwenang tidak memberikan perkiraan resmi tentang jumlah kerumunan, tetapi aksi ini jauh lebih besar dibandingkan dengan unjuk rasa anti-perang sebelumnya.
“Kami akan mengakhiri dengan pesan langsung untuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu: jika Anda menyerbu bagian-bagian Gaza dan para sandera dibunuh, kami akan mengejar Anda di alun-alun kota, dalam kampanye pemilu dan kapan saja serta di tempat mana pun,” kata Shahar Mor Zahiro, kerabat salah satu sandera yang terbunuh, kepada AFP.
Baca juga: Israel Mau Rebut Gaza, Warga Palestina: Kami Hidup dan Mati di Sini
Pada Jumat, kabinet keamanan Israel memberikan lampu hijau untuk rencana operasi militer besar untuk merebut Kota Gaza, yang memicu gelombang kritik domestik dan internasional.
Kekuatan asing, termasuk beberapa sekutu Israel, telah mendorong untuk perundingan gencatan senjata demi mengamankan kembalinya para sandera dan membantu meredakan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Meski mendapatkan perlawanan keras dari berbagai pihak, Netanyahu tetap bersikeras mempertahankan keputusannya untuk menguasai Gaza.
Dalam sebuah unggahan di media sosial pada Jumat (8/8/2025) malam waktu setempat, Netanyahu mengatakan, "Kami tidak akan menduduki Gaza, kami akan membebaskan Gaza dari Hamas."
Perdana menteri ini telah menghadapi protes rutin selama 22 bulan perang, dengan banyak aksi yang menyerukan agar pemerintah mencapai kesepakatan gencatan senjata.
Baca juga: Sejumlah Negara Kutuki Israel yang Ingin Kuasai Kota Gaza
Menurut pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita Palestina resmi Wafa, Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas mengatakan bahwa rencana Netanyahu kuasai Kota Gaza "merupakan kejahatan baru", dan menekankan "perlunya tindakan segera untuk menghentikannya."
Dia juga menekankan "pentingnya memberi kesempatan kepada Negara Palestina untuk mengambil tanggung jawab penuh di Jalur Gaza."
Dari 251 sandera yang diculik selama serangan Hamas pada 2023, 49 masih ditahan di Gaza, termasuk 27 yang menurut militer Israel sudah meninggal.
Menurut kementerian pertahanan sipil Gaza, setidaknya ada 37 orang tewas akibat tembakan Israel di seluruh wilayah Gaza pada Sabtu, termasuk 30 warga sipil yang sedang menunggu untuk mengumpulkan bantuan kemanusiaan.
Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 61.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza, angka yang menurut PBB dapat dipercaya.
Serangan Hamas pada Israel pada 2023, yang memicu perang ini, menyebabkan 1.219 orang tewas, menurut perhitungan AFP berdasarkan angka resmi.
Baca juga: Tolak Dikritik, Israel Ngotot Ingin Kuasai Kota Gaza
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini