Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Crimea yang Dicaplok Rusia, Trump Salahkan Obama

Kompas.com - 18/08/2025, 15:00 WIB
Inas Rifqia Lainufar

Penulis

Sumber AFP, Live Mint

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memicu kontroversi jelang kedatangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke Gedung Putih, Senin (18/8/2025). 

Trump menuding mantan Presiden Barack Obama sebagai pihak yang bertanggung jawab atas hilangnya Crimea, sekaligus mendesak Zelensky segera mencari jalan damai dengan Rusia.

“Presiden Zelensky dari Ukraina bisa mengakhiri perang dengan Rusia hampir seketika, jika ia mau. Atau ia bisa memilih untuk terus bertempur,” kata Trump melalui platform Truth Social, Minggu (17/8/2025). 

Baca juga: Putin Yakin Tak Ada Perang Ukraina jika Trump Menang Pemilu 2020

Ia menambahkan, “Tidak ada jalan kembali pada Obama soal Crimea… dan tidak ada jalan masuk ke NATO bagi Ukraina. Beberapa hal tidak pernah berubah!!!”

Sindiran untuk Obama soal Crimea

Pernyataan Trump merujuk pada respons pemerintahan Obama terhadap pencaplokan Crimea oleh Rusia pada 2014.

Saat itu, AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi, tetapi langkah tersebut dianggap gagal mencegah ambisi Rusia di Ukraina.

Obama sendiri pernah membela kebijakan yang diambilnya, dengan alasan faktor demografi di Crimea.

“Ada alasan mengapa tidak ada invasi bersenjata ke Crimea, karena Crimea penuh dengan banyak penutur Bahasa Rusia, dan ada simpati terhadap pandangan yang diwakili Rusia,” ujarnya, seperti dilansir CNN.

Ia menambahkan, “Kami menantang Putin dengan alat yang kami miliki pada saat itu, sesuai dengan kondisi Ukraina kala itu.”

Zelensky kembali ke Gedung Putih

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) saat berdebat sengit mengenai kesepakatan mineral langka di Oval Office, Gedung Putih, Washington DC, AS, Jumat (28/2/2025).AFP/SAUL LOEB Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) saat berdebat sengit mengenai kesepakatan mineral langka di Oval Office, Gedung Putih, Washington DC, AS, Jumat (28/2/2025).

Kunjungan Zelensky kali ini menjadi sorotan setelah pertemuannya dengan Trump Februari lalu berujung pada perdebatab sengit.

Trump dan Wakil Presiden JD Vance bahkan menuding Zelensky tidak tahu berterima kasih atas bantuan militer AS. 

Baca juga: Melania Trump Kirim “Surat Cinta” untuk Putin, Bahas Anak-anak

Kini, setelah Trump menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) dengan Putin di Alaska pada Jumat (15/8/2025), ia akan bertemu dengan Zelensky.

Menurut sumber pemerintahan Eropa yang dikutip AFP, pertemuan itu akan dihadiri Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Perancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, Sekjen NATO Mark Rutte, serta Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Pemerintahan Trump disebut siap menawarkan jaminan keamanan baru kepada Ukraina, sebuah langkah yang disambut baik oleh pejabat Ukraina dan Eropa pada Minggu (17/8/2025).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau